Wagub Erwan Setiawan Optimis Gerakan Sehati Percepat Jabar Zero New Stunting

WhatsApp Image 2025 06 17 at 17.18.18 scaled
Wagub Jabar, Erwan Setiawan, saat memberikan sambutan pada peluncuran Gerakan Sehati, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa, 17 Juni 2025. (Foto: Istimewa)

ZONALITERASI.ID – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, Erwan Setiawan, optimis gerakan Sehat dan Atasi Stunting (Sehati) yang diprakarsai PT Perkebunan Nusantara (PTPN 1) mampu mempercepat terwujudnya Jawa Barat tanpa stunting baru (zero new stunting). Gerakan Sehati lahir untuk mendukung program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang menjadi salah satu quick wins Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan saya juga selaku Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya acara yang digagas oleh Kemendukbangga/BKKBN dengan PTPN. Ini suatu bentuk kolaborasi yang nyata untuk mencegah stunting. Inilah yang dibutuhkan. Jangan hanya kita gembar-gemborkan pentahelix tapi tidak ada kerja nyata di lapangan,” ungkap Erwan, saat memberikan sambutan pada peluncuran Gerakan Sehati, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa, 17 Juni 2025.

Erwan meyakini Gerakan Sehati-Genting Sehingga bakal mempermudah tugas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mencegah stunting baru (zero new stunting). Terlebih data terbaru dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting signifikan.

“Alhamdulillah Jawa Barat saat ini untuk prevalensi stunting-nya turun cukup signifikan. Saat ini kita di bawah rata-rata nasional. Tahun 2022 kita di angka 20,2 persen, tahun 2023 kita sempat meningkat sekitar 1 persen menjadi 21,7 persen. Alhamdulillah terakhir tahun 2024 kita berada di angka 15,9 persen, turun 5,8 persen dan ini adalah penurunan tertinggi se-Indonesia,” papar Erwan.

“Terima kasih. Ini juga berkat perjuangan, berkat kerja keras Ibu-ibu dari TPK. Terima kasih. Apalah gunanya program-program kita yang baik kalau tidak didukung dari bawah. Justru ibu-ibulah pahlawan sesungguhnya untuk penurunan stunting di Jawa Barat. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih,” tambah Erwan.

Erwan yang sebelumnya menjadi Ketua TPPS Kabupaten Sumedang bercerita, Kabupaten Sumedang pernah mendapatkan peringkat pertama delapan aksi konvergensi selama empat tahun berturut-turut. Pengalaman itu yang kemudian ingin ditularkan ke seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat.

“Saya ingin nanti tularkan bagaimana kita bisa menurunkan angka stunting sampai sebegitu cepatnya. Bahkan, tidak ada lagi stunting baru atau zero new stunting dalam beberapa tahun terakhir ini. Inilah dibutuhkannya pentahelix. Salah satunya saat ini dengan PTPN. Kita kemarin dengan Indosat di Sumedang. Setiap ibu hamil dipasang jam tangan digital untuk mendeteksi ketika ibu hamil tersebut kurang darah. Hasil deteksi langsung terkoneksi dengan Dinas Kesehatan,” ungkap Erwan.

“Oh, Ibu ini berada di desa ini, di RW ini kurang darah. Langsung kontak Puskesmas terdekat. Dari Puskesmas langsung turun datang ke ibu tersebut. ‘Bu, saat ini Ibu terdeteksi kurang darah.’ Diberi pil penambah darah. Saat ini ibu kurang vitamin dan seterusnya sampai melahirkan. Setelah melahirkan dikembalikan, terus dipasang lagi oleh ibu hamil yang baru,” sambungnya.

Hasilnya, Sumedang berhasil menurunkan prevalensi stunting secara cepat. Walhasil, Sumedang menjadi rujukan sejumlah daerah di Tanah Air dalam percepatan penurunan stunting. Sambil menyapa Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb, Erwan berharap Kabupaten Bandung bisa melakukan hal yang sama untuk mewujudkan zero new stunting. (des)***