Workshop Managemen Asrama Berbasis Pesantren, Rektor UIN Bandung Sampaikan Soal Ini

FOTO UIN 81 980x400 1
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Mahmud, saat menyampaikan sambutan pada Workshop Managemen Asrama Berbasis Pesantren, di Shakti Hotel, Kamis (6/5/2021), (Foto: Humas UIN Bandung).

ZONALITERASI.ID – Bagian Kemahasiswaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Workshop Managemen Asrama Berbasis Pesantren, di Shakti Hotel, Kamis (6/5/2021).

Acara yang diikuti pemilik asrama dan pondok pesantren di lingkungan kampus ini menghadirkan narasumber: Wakil Rektor III, Prof. Dr. H. Ah. Fathonih, M.Ag.; Pengasuh Pondok Pesantren Ma’had Universal, Dr. H. Tatang Astarudin, S.H,. M.H.; dan Kepala Biro A2KK Drs. H. Khoirudin, M.M.. Workshop dipandu oleh Dr. Muhlas, M.Hum..

Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Mahmud, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bagian Kemahasiswaan yang berhasil menyelenggarakan workshop ini.

“Saya merasa bahagia karena bisa bertemu, bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Semua ini dilakukan dalam rangka membangun sinergi antara pemilik asrama, pengasuh pondok dengan pihak kampus. Cita-cita kita ingin menghantarkan anak-anak didik yang sempurna dengan memiliki akhlak karimah sesuai dengan skill keahlian,” kata Rektor saat menyampaikan arahan.

“Ini menjadi ikhtiar bersama dalam membangun sinergi antara pihak kampus, pemilik asrama dan pengasuh pondok pesantren dalam rangka menciptakan kampus unggul, kompetitif, berbasis WMI dalam bingkai akhlak mulia,” sambungnya.

Rektor menuturkan, kehadiran mahasiswa diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi teladan bersama di tengah-tengah masyarakat.

“Beberapa hari yang lalu, saya tertantang oleh seorang Rektor agar ikut menyelesaikan persoalan kebangsaan yang ujungnya berada di UIN, kami hanya menghantarkan ahli matematika, teknokrat, fokus kami pada itu saja. Sedangkan di UIN bisa dilakukan pembinaan keagamaan, karena kami belajar agama hanya sebatas 1 jam. Segala persoalan kebangsaan berawal dari krisis moral, akhlak, budi pekerti, karakter kebangsaannya mulai hilang,” jelasnya

“Jika akhlaknya sudah mulia, maka ditamba dengan memiliki skill yang memadai, saya meyakini segala persoalan kebangsaan bisa diselesaikan dengan akhlak karimah, sesuai dengan visi UIN Bandung. Mari kita bangun trilogi pendidikan ini dengan membuat SOP pengelolaan manajemen asrama berbasis pesantren, sehingga terjadi hubungan yang baik antara kampus, pemilik asrama dan pondok pesantren,” pungkas Rektor.

Sementara Wakil Rektor III, Prof. Ah. Fathonih, mengatakan, asrama berbasis pesantren merupakan program unggulan bidang kemahasiswaan yang diharapkan menjadi media yang strategis untuk membina kualitas mahasiswa. Dengan bekal keilmuan berbasis akhlak karimah seperti layaknya di pesantren.

“Agar mahasiswa jadi teladan di tengah-tengah masyarakat, tidak hanya berada di pihak kampus, tapi keterlibatan pemilik asrama, pondok pesantren sangat dibutuhkan karena keterlibatan dan peran kampus sangat terbatas dari jam 7 sampai jam 4, sedangkan pemilik asrama, ponpes 24 jam. Mari kita membangun sinergi antara pihak kampus, pemilik asrama dan pengasuh pondok pesantren agar mahasiswa kita menjadi teladan di masyarakat, bukan malah membuat masalah,” paparnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Ma’had Universal, Tatang Astarudin, mengatakan, hidup di asrama, pondok pesantren itu pilihan. Bukan sekedar orang-orang buangan, bukan sebatas sarang, tapi tiang utama untuk hidup dan terus berlayar.

“Jadi asrama memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga memberikan manfaat terhadap masyarakat. Sebagai contoh, Mah’ad Universal memiliki slogan ‘…Biarlah untuk sementara kobong kita sederhana dan sempit yang penting hati kita lapang, agar kelak kita terlatih memandang ralita kehidupan dengan hati lapang…’,” ujarnya.

Menurut Tatang, pemilik asrama harus memiliki kesadaran besar dalam membangun generasi bangsa yang hebat dan umat Islam yang maju.

“Memang masa remaja, muda sangat labil. Jadi butuh pengawasan dan menjadi tanggung jawab dari pemilik asrama, pengasuh pondok pesantren dan pihak kampus. Mari kita sama-sama membangun kolaborasi karena untuk menciptakan mahasiswa yang tidak hanya pintar secara kognitif, tapi harus memiliki akhlak mulia,” tandasnya.

Workshop ini dihadiri oleh para Wakil Dekan III, koordinator, dan pembina mahasiswa di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (des)***