ZONALITERASI.ID – Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, ada 14 provinsi yang sudah siap untuk melaksanakan kegiatan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.
Kata Wiku, informasi ini didapatkan dari keterangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada awal Januari 2021.
“Awal Januari lalu Kemendikbud menyatakan 14 provinsi siap melaksanakan kegiatan tatap muka,” kata Wiku, dalam konferensi pers BNPB, Kamis (25/3/2021).
Berikut daftar 14 provinsi tersebut.
- Jawa Barat
- DI Yogyakarta
- Riau
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Kalimantan Tengah
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tenggara
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Maluku Utara
- Bangka Belitung
- Kepulauan Riau
- Sulawesi Barat.
“Pembukaan sektor pendidikan ini harus dilakukan secara bertahap. Secara prinsip ada lima tahapan yang harus dilalui sebelum melakukan pembukaan sektor pendidikan,” ujar Wiku.
Berikut 5 tahapan yang harus dilakukan jika ingin melakukan kegiatan sekolah tatap muka.
- Pra kondisi
Wiku mengatakan secara sederhana tahapan pertama ini dapat dipahami sebagai adaptasi kebiasaan baru. Menurutnya, pemerintah akan terus berusaha dalam menjamin proses adaptasi berjalan dengan baik untuk pelaksanaan kegiatan sekolah tatap muka.
“Pemerintah berusaha menjamin proses adaptasi berjalan dengan baik melalui sosialisasi dan fasilitasi sarana dan prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan,” jelasnya.
- Timing
Wiku menjelaskan tahapan kedua adalah timing atau proses dalam menentukan waktu yang tepat. Tahapan ini mengacu pada data-data terkait untuk proses pembukaan sektor pendidikan.
“Proses ini mengacu pada data-data epidemiologi, kesiapan institusi pendidikan, dan ketersediaan fasilitas kesehatan,” ujarnya.
- Prioritas
Selanjutnya adalah tahapan penentuan prioritas. Menurut Wiku, tahapan ini dilakukan dengan melakukan simulasi pembukaan oleh institusi percontohan terlebih dahulu.
“Sebagai bahan pembelajaran bagi institusi lain untuk dapat diperluas cakupannya secara bertahap,” tuturnya.
“Pastikan simulasi dilakukan oleh semua elemen yang mencakup setiap aspek kegiatan belajar, baik dari berangkat sampai dengan pulang ke rumah, karena peluang penularan bisa terjadi di mana saja,” lanjutnya.
- Koordinasi pusat-daerah
Menurut Wiku, tahapan keempat adalah koordinasi pusat dan daerah, yang dilakukan secara timbal balik. Misalnya, antara dinas kesehatan, dinas pendidikan, institusi pendidikan, dan orang tua murid.
“Koordinasi yang baik adalah kunci identifikasi masalah sedini mungkin agar dapat dicarikan solusinya dengan gotong-royong anggota masyarakat maupun pemerintah,” jelasnya.
- Monitoring dan evaluasi
Tahapan yang terakhir adalah monitoring dan evaluasi pemantauan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi berdasarkan skenario pengendalian Covid-19 yang telah ditetapkan.
“Skenario pengendalian COVID-19 dengan prinsip kebijakan gas dan rem. Setiap pelaporan yang dilaporkan akan menjadi input yang berharga dalam tahapan perluasan sektor pendidikan maupun sektor lainnya,” kata Wiku.
“Maka dari itu, faktor transparansi memegang peranan sangat penting dalam tahapan ini,” lanjutnya.
Wiku mengingatkan kegiatan sekolah tatap muka ini harus dilakukan secara hati-hati.
“Untuk instansi pendidikan yang sudah melakukan pembukaan mohon terus waspada dengan situasi terkini dan bersiap dengan pengetatan kembali jika dilakukan melalui skrining secara berkala,” imbaunya.
Tidak Tergesa-gesa
Sementara itu, merespon rencana tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan pelaksanaan KBM tatap muka bisa dilakukan bertahap agar protokol kesehatan bisa dijalankan maksimal.
“Kita sangat menyadari jika para siswa sudah sangat rindu ingin kembali ke bangku sekolah. Belajar dengan tatap muka tentu saja memiliki ikatan perasaan dalam proses belajar mengajar. Dan kini tercatat 14 provinsi sudah siap untuk melaksanakan kegiatan sekolah tatap muka. Namun kita berharap hal tersebut tidak dilakukan tergesa-gesa,” katanya, Jumat (26/3/2021).
La Nyalla mengingatkan agar sekolah tatap muka tidak langsung sekaligus dibuka 100 %.
“Lakukan secara bertahap. Mengingat masih ada dan masih terjadi kasus-kasus guru atau tenaga lainnya dan siswa yang terpapar Covid-19. Untuk itu, pastikan dahulu keamanan siswa, guru, dan perangkat sekolah lainnya sebelum sekolah tatap muka,” ujarnya. (ysu)***