Oleh Suheryana
SETELAH puluhan tahun bekerja menjadi bagian dari mesin birokrasi, terkadang bahkan teramat sering, muncul pertanyaan apa manfaat sekolah bagi kehidupan karier dan kehidupan sosial saya.
Urut diurut, cermin bercermin, korek mengorek rasanya kok sedikit sekali relevansi pendidikan formal dengan kebutuhan dunia nyata.
TETAPI paling tidak, secara keilmuan ada tiga yang dirasa bermanfaat yaitu membaca, menulis dan berhitung. Di luar itu apa ya? Hukum Archimides, filosofi Kant, sejarah Diponegoro, statistika, dan lain sebagainya. ???
Jadi apa gunanya bersekolah bahkan sampai ke Perguruan Tinggi. Kalau direnungkan, kontribusi sekolah adalah pembiasaan belajar atau membaca, perluasan relasi, pembelajaran berorganisasi, pengembangan motif berprestasi dan berkompetisi, peningkatan daya tahan mental, pelatihan komunikasi, pemupukan cita-cita dan mimpi, membuka cakrawala dan jendela dunia, terakhir tetapi sama pentingnya adalah membuat jejak kenangan bersama mahasiswa-mahasiswi pujaan.
Belajar itu bukan semata di sekolah atau di perguruan tinggi TETAPI memanfaatkan kemampuan membaca — yang diajarkan sekolah — untuk memperdalam wawasan dari beragam buku.
Belajar itu bukan menghafal rumus-rumus atau tahun suatu kejadian bersejarah TETAPI berorganisasi dan mengambil pelajaran dari sistem organisasi.
Belajar itu bukan jadi kutu buku TETAPI memanfaatkan wawasan dari berbagai referensi untuk efisiensi dan efektivitas kerja.
Belajar itu bukan mengerjakan soal-soal ujian TETAPI bagaimana pentingnya berjuang dan menerima setiap konsekuensi dari perjuangan.
Belajar itu bukan bagaimana mendapat nilai A TETAPI bersyukur terhadap keberhasilan dan tidak tersungkur ketika menghadapi kegagalan.
Belajar itu adalah bagaimana mengembangkan kepribadian, integritas dan karakter berbekal ilmu membaca, menulis dan berhitung. ***