Cerita Perjuangan Syed Saquib, Mahasiswa Asal India yang Jadi Lulusan S3 Termuda ITB

saquib wisudawan s3 termuda di itb 169
Syed Saquib, mahasiswa internasional asal India ditetapkan sebagai wisudawan S3 termuda pada Wisuda ITB Sabtu, 26 Oktober 2024. (Foto: Dok. ITB)

ZONALITERASI.ID – Syed Saquib, mahasiswa internasional asal India ditetapkan sebagai wisudawan S3 termuda pada Wisuda ITB, Sabtu, 26 Oktober 2024. Pria yang kini berusia 25 tahun ini merupakan lulusan dari program studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB.

Saat ditunjuk berbicara mewakili wisudawan doktoral di hadapan 5.053 lulusan ITB, Saquib mengungkapkan, bisa lulus dari ITB menjadi kebanggaan tersendiri.

“ITB terkenal memiliki kiprah baik dalam bidang sains dan teknologi. Kampus ini memupuk lingkungan yang inovatif dan penuh ketelitian. Mahasiswa didorong untuk melampaui batas pengetahuan mereka dan berpikir kreatif untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang ada di masyarakat,” kata Saquib, dilansir dari laman ITB, Kamis, 14 November 2024.

Sebelumnya, Saquib menempuh S1 dan S2 di bidang ilmu lingkungan. Teknik kimia kemudian dipilih Saquib karena ia sadar solusi pengelolaan air bisa diwujudkan lewat rancangan teknologi yang tepat.

Tantangan Kuliah di Luar Negeri

Saquib menuturkan, menempuh kuliah di luar negeri menjadi tantangan tersendiri. Saat awal perkuliahan, ia terkendala soal bahasa. Namun, perlahan dirinya bersyukur bisa beradaptasi.

“Saya belajar bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh agar bisa bergabung dengan komunitas akademik di kampus. Terima kasih kepada dosen pembimbing, Prof. Ir. Tjandra Setiadi, M.Eng., Ph.D. karena sudah banyak dibantu,” cetusnya.

Selain bahasa, tantangan lain yang dihadapi Saquib selama kuliah di ITB adalah manajemen waktu. Penelitian yang ia lakukan termasuk proyek besar dan memerlukan analisis data mendetail.

“Saya juga aktif terlibat dalam kolaborasi riset internasional, sehingga harus pintar membagi waktu. Saya harus menyesuaikan waktu dengan tim dari zona waktu yang berbeda,” ucapnya.

Penelitian Soal Limbah Tekstil

Saquib bertekad tak mau berlama-lama menyelesaikan S3. Akhirnya ia lulus dalam waktu tiga tahun.

Saquib mengambil topik penelitian seputar pengolahan air limbah tekstil. Ia mengembangkan inovasi yang bisa mendukung metode untuk meningkatkan kualitas air.

“Dalam penelitian ini saya menggunakan bioreaktor membran anaerobik terintegrasi sistem spons gantung aliran bawah yang hemat biaya. Sistem juga dibuat untuk pengendalian polutan,” sebutnya.

Menyinggung rencana ke depan, Saquib memilih jadi akademisi berbasis riset. Ia ingin memperluas pengetahuannya seputar industri pengolahan air limbah.

“Saya berencana untuk tinggal di luar negeri untuk sementara waktu. Namun, saya juga bersemangat untuk menerapkan pengetahuan saya guna meningkatkan praktik lingkungan di India,” tuturnya. (des)***