NEWS  

Titik Sejarah Penyebaran Islam Ini Masuki Usia ke-36, Siap Munculkan Potensi Wisata

FOTO NG 111
Desa Sangkanhurip, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka memperingati HUT ke-36, (Foto: Rik/Zonaliterasi.id).

ZONALITERASI.ID – Desa Sangkanhurip, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka memperingati HUT ke-36. Pada usianya yang semakin dewasa ini, desa yang berbatasan langsung dengan Desa Cikaracak, Kecamatan Argapura itu, bertekad akan terus membangun dan memberdayakan masyarakat serta pemuda.

Desa Sangkanhurip ini juga tengah merancang dan menggali potensi wisata alam, yang akan dikelola oleh para pemuda dan masyarakat Sangkanhurip. Hal itu sebagai upaya untuk memberdayakan warga, sekaligus meningkatkan ekonomi di desa sendiri.

Kepala Desa Sangkanhurip, Dedi AS, mengatakan, usia ke-36 tahun merupakan usia yang sudah terbilang dewasa dan harus lebih mandiri. Oleh karenanya‎, saat ini pihaknya tengah merancang dan menggali potensi wisata alam, yang ada di sekitar Desa Sangkanhurip.

“Target kita memunculkan wisata alam, itu usulan dari para pemuda, sekaligus memberdayakan peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar Dedi, di halaman samping masjid Desa Sangkanhurip, beberapa waktu lalu.

Dedi menambahkan, pihaknya meminta maaf kepada warga desa, mengingat saat ini masih dalam musibah Covid-19, ada sebagian besar pembangunan sarana dan prasarana yang belum selesai dikerjakan.

“Sehingga, situasi ini perlu difahami oleh kita semua. Kami juga memberikan masker kepada semua warga, termasuk anak-anak dengan masker yang beraneka ragam untuk dikenakan ketika keluar rumah,” ungkapnya.

‎Sementara itu, anggota DPRD Majalengka, Sahidi, mengucapkan selamat kepada Desa Sangkanhurip atas HUT yang ke-36 ini.

“Dirgahahu Desa Sangkanhurip. Semoga tambah maju dan berkembang,” katanya.

Terpisah, tokoh masyarakat setempat‎, membacakan sejarah singkat bagaimana Desa Sangkanhurip ini berdiri. Pembacaan sejarah desa itu diungkapkan dengan beragam versi.

Desa Sangkanhurip ini merupakan pemekaran dari Desa Garawastu, sejak Agustus 1984.

Ratusan tahun lalu, Mbah Kuwu Sangkan Cirebon pernah singgah di Garawastu dan Cikaracak, sambil menyebarkan Islam. Selanjutnya, sebagian besar warga Garawastu dan sekitarnya memeluk Islam.

Sepeninggal Mbah Kuwu Sangkan, nama tempat Cibiru yang sekarang adalah Masjid Desa, oleh sebagian orang selalu dikeramatkan dan menjadi tempat pemujaan oleh sebagian orang. Kemudian, oleh tokoh masyarakat yang memahami Islam, dibuatlah masjid, kemudian menjadi hurip atau hidup oleh beragam kegiatan mengaji dan sholawatan.

Versi sejarah lainnya, di tempat yang bernama Cibiru tersebut, ada selokan Cihurip yang deras dan melimpah airnya, sehingga membantu masyarakat sejahtera. Dinamailah, desa tersebut dengan Sangkanhurip, karena airnya yang melimpah dan menghidupkan warga.

Acara peringatan HUT ke-36 Desa Sangkanhurip ini juga diisi oleh berbagai hiburan dan perlombaan untuk warga, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan jaga jarak dan memakai masker. (rik)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *