ZONALITERASI.ID – Ketua Panitia Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2020, Anne Nurfarina, mengatakan, peringatan HDI 2020 mengusung tiga kata kunci utama, yakni kreatif, digital, dan Indonesia maju. HDI sendiri diperingati setiap tanggal 3 Desember.
Kementerian Sosial (Kemensos) telah meluncurkan Creative Disabilities Gallery sebagai wadah beragam kreativitas penyandang disabilitas.
Situs ini berisi karya penyandang disabilitas, pertunjukan seni, diskusi dan dialog, juga video profil penyandang disabilitas yang berpartisipasi.
Anne mengatakan, keberadaan Creative Disabilities Gallery tersebut mematahkan anggapan orang yang menilai kreativitas hanya milik orang-orang yang berkecimpung di dunia seni.
“Kreativitas itu naturalnya manusia, tidak terkecuali penyandang disabilitas,” kata Anne Nurfarina, dalam diskusi daring rangkaian peringatan HDI 2020 di Jakarta, dikutip Tempo.co, Rabu (3/12/2020).
Dia mengapresiasi antusiasme penyandang disabilitas yang telah mengirimkan video dan hasil karya mereka ke Creative Disabilities Gallery. Terlepas dari pandemi Covid-19, siapapun harus beradaptasi dengan keadaan dan memanfaatkan sarana yang ada di sekitarnya agar terus maju.
“Penyandang disabilitas juga berupaya menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini, salah satunya melalui penerapan teknologi informasi. Semangat itu dapat dilihat dari hasil karya difabel yang terpampang dalam situs creativedisabilitiesgallery.com,” terangnya.
Diketahui, situs Creative Disability Gallery terdiri dari tiga ruang, yakni Creative Disability Exhibition, Creative Disabilities Show, dan Creative Disabilities House.
Dalam Creative Disability Exhibition, pengunjung laman dapat menyaksikan hasil karya 40 penyandang disabilitas yang berasal dari tujuh balai rehabilitasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Sosial dan 37 peserta umum, serta pameran UMKM dari 60 peserta dari 18 lembaga atau yayasan, dan 42 peserta perorangan.
Dalam ruang Creative Disabilities Show, pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni oleh 66 peserta penyandang disabilitas dan dialog mengenai peran negara dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak difabel.
Pada ruang ketiga, yakni Creative Disabilities House, pengunjung laman dapat melihat video profil 63 penyandang disabilitas dan 49 lembaga yang ikut berpartisipasi dalam acara ini.
Kemampuan Beragam
Anne mengatakan setiap penyandang disabilitas punya kemampuan yang beragam. Keterampilan dan kreativitas mereka merupakan potensi untuk dikembangkan.
“Anugerah Tuhan itu lengkap. Semua manusia punya kepekaan sensorik auditif, visual, dan motorik,” kata Anne.
Penyandang disabilitas autistik, menurut dia, pada umumnya memiliki kreativitas visual.
Penyandang disabilitas down syndrome lebih banyak pada pengembangan aktivitas motorik. “Motorik mereka bagus-bagus sekali, misalnya menari,” kata Anne Nurfarina yang juga penasihat Artherapy Center Widyatama.
Difabel rungu, menurut dia, juga mampu menari seperti non-difabel.
“Potensi-potensi ini yang kerap luput dari perhatian banyak orang. Pemerintah Thailand misalkan, menggandeng difabel rungu untuk menyalurkan kemampuan menari guna menarik wisatawan,” ujar Anne. (des)***