NEWS  

Suburnya Sayur-mayur di Majasari Majalengka Bikin Ketua Tim Penggerak PKK Terkagum-kagum, Ini Penyebabnya

FOTO NG 220
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Majalengka, Hj. Dedeh Karna Sobahi, tengah meninjau tanaman sayur-mayur, di KRPL, Majasari, Ligung, (Foto: Rik/Zonaliterasi.id)

ZONALITERASI.ID – Dalam kunjungan kerjanya, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Majalengka, yang juga istri Bupati Majalengka, Hj. Dedeh Karna Sobahi, mengapresiasi kinerja Kelompok Wanita Tani (KWT) Dwi Arum yang berada di Desa Majasari, Kecamatan Ligung.

Hj. Dedeh terkagum-kagum ketika melihat suburnya tanaman sayur-mayur yang dikelola KWT Dwi Arum, di dataran rendah, Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Bahkan, Hj Dedeh juga melakukan panen perdana sayur-mayur seperti emes, terong, selada, cabe merah, kangkung, tomat, jeruk nipis, dan tanaman sayuran lainnya.

“Terus terang saya merasa kaget, ternyata di dataran rendah yang cuacanya panas seperti di Desa Majasari ini ada sayur mayur seperti selada, tomat, kol, dan yang lainnya, yang biasa tumbuh di dataran tinggi atau di wilayah pegunungan kini bisa tumbuh dengan subur,” ujarnya, Jumat (17/7/2020).

Dedeh menambahkan, tanaman sayur-mayur tersebut diurus dengan baik, mulai dari penanaman, pemeliharaan, dan yang lainnya. Sehingga, sayur mayur tersebut tumbuh subur layaknya di wilayah pegunungan.

“Penanaman sayur-mayur semacam ini harus terus dikembangkan di lingkungan masyarakat. Apalagi saat ini bangsa kita sedang diterpa pandemi covid 19 yang berkepanjangan, tentunya ketahanan pangan perlu kita tingkatkan.” jelasnya.

Terpisah, Ketua KWT Dwi Arum, Nunut Armiyati, menyampaikan terima kasih atas kunjungan Ketua TP PKK Kabupaten Majalengka di kebun bibit sayur-mayur milik KWT Dwi Arum. Baginya, kunjungan itu merupakan penghargaan bagi para anggota KWT Dwi Arum yang selama ini merindukan kehadirin sosok pemimpin yang terjun langsung ke masyarakat.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Bupati Majalengka, karena telah berkenan datang dan mengunjungi tanaman sayur mayur di sini,” ujarnya.

Nunut menambahkan, tanaman sayuran ini dikembangkan dengan sistem polibek dan hidroponik.

“Sebagai pembelajaran juga edukasi untuk generasi anak-anak dan remaja,”ujar istri salah satu pamong desa ini. (rik)***