Angka Putus Sekolah Melonjak, 1,6 Juta Anak di Bawah Umur Pilih Bekerja

P 20200929 8174
Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani. Angka putus sekolah di masa pandemi Covid-19 beberapa tahun terakhir sangat tinggi, (Foto: DPR RI).

ZONALITERASI.ID – Angka putus sekolah di masa pandemi Covid-19 beberapa tahun terakhir sangat tinggi. Pada tahun 2019 misalnya, angka putus sekolah mencapai 285.000 orang.

Angka putus sekolah yang tinggi ini berakibat makin melonjaknya jumlah pekerja anak di Indonesia. Saat ini pekerja anak mencapai 1,6 juta orang. Mereka kebanyakan tinggal di Pulau Jawa.

“Angka anak putus sekolah saat ini sudah pada tahap yang sangat memprihatinkan, dan menjadi sinyal buruk bagi peradaban Indonedia,” kata anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani, di sela pembagian perlengkapan sekolah kepada siswa SD PUI Cibodas, Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Selasa, 9 Agustus 2022.

Selanjutnya Netty menuturkan, sekitar 17 persen dari 68 juta keluarga di Indonesia merupakan keluarga prasejahtera atau keluarga tidak mampu.

Meskipun ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS), lanjutnya, keluarga prasejahtera tetap harus mengeluarkan biaya tinggi untuk pendidikan.

”Ketika kita bicara BOS, itu kan menghilangkan item atau pembiayaan di proses pembelajaran. Namun, untuk transportasi, alat sekolah, lalu perlengkapan lain seperti sepatu, banyak juga keluarga yang tidak mampu,” katanya.

Menanggapi pembagian perlengkapan sekolah kepada siswa SD PUI Cibodas, Solokan Jeruk, Netty mengatakan, ia mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh PT Migas Utama Jabar dan Pemuda Persatuan Umat Islam (PUI) yang menyelenggarakan program itu.

”Hari ini kita menyaksikan bahwa pendidikan kita terdampak masa pandemi. Banyak keluarga mengalami persoalan ekonomi. Salah satu yang kemudian akan sangat bermakna adalah pembagian perlengkapan sekolah, yang akan memastikan anak-anak kita tetap sekolah, mencegah anak-anak putus sekolah,” tuturnya.

Diketahui, bantuan yang diberikan ialah 700 paket perlengkapan sekolah untuk didistribusikan ke sepuluh kabupaten dan kota.

Selain Kabupaten Bandung, bantuan diberikan ke sekolah-sekolah di Indramayu, Cirebon, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Bandung Barat, Cianjur, dan Suka­bumi. (haf)***