Daffa Raditya, Alumni Beasiswa Imam Muda Salman ITB Jadi Imam Masjid Indonesia Tokyo Jepang

2010464626
Daffa Raditya Farandi, penerima program Beasiswa Imam Muda Salman (IMS) yang digarap oleh Laznas Rumah Salman ITB, kini menjadi imam Masjid Indonesia Tokyo. (Foto: Istimewa)

ZONALITERASI.ID – Menjadi kebanggaan bagi Laznas Rumah Amal Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) saat alumninya menorehkan prestasi gemilang di Jepang.

Ya, salah satu alumni penerima program Beasiswa Imam Muda Salman (IMS) yang digarap oleh Laznas Rumah Salman ITB, Daffa Raditya Farandi, kini menjadi imam Masjid Indonesia Tokyo.

Kilas balik ke belakang, selepas lulus Sarjana dari Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, Daffa melanjutkan pendidikan di Jepang. Ia menerima Letter of Acceptance (LoA) dari dua universitas ternama, Keio University dan Institute of Science Tokyo.

Saat ini Daffa menjalani program doktoral terintegrasi (master dan doktor) di Institute of Science Tokyo.

“Saya juga tinggal bersama istri yang sedang menempuh studi S1 dan S2 di Jepang,” ujarnya, dilansir dari keterangan yang disampaikan Rumah Amal Salman ITB, Minggu, 6 April 2025.

Kesempatan menjadi imam di negeri Sakura bermula dari upayanya memperdalam ilmu agama dengan para guru di Jepang. Di antaranya yaitu Ustaz Jailani, alumnus LIPIA dan universitas Islam di Maroko.

Suatu ketika, Daffa berkunjung ke Masjid Indonesia Tokyo dan diminta menjadi imam salat Subuh. Sejak saat itu, ia mulai dipercaya untuk memimpin salat Tarawih, Qiyamul Lail, hingga salat Idul Fitri tahun ini.

“Ini pertama kalinya saya menjadi imam di luar negeri, dan Jepang menjadi yang pertama. Alhamdulillah, bersyukur bisa berkontribusi di sini dengan ilmu yang saya dapat dari Imam Muda Salman,” katanya.

Sebagai imam di Jepang, mayoritas jemaah yang ia pimpin berasal dari komunitas muslim Indonesia. Namun, ada pula jemaah lokal Jepang, meskipun jumlahnya masih terbilang sedikit.

“Jemaah di sini mayoritas muslim Indonesia. Ada juga dari warga lokal tetapi tidak banyak. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah warga negara asing di Jepang, tidak jarang ada jemaah dari Prancis, Mesir, India, Pakistan, dan Bangladesh yang bergabung dalam salat berjamaah,” katanya.

Imam Berbagai Masjid di Bandung

Di Indonesia, Daffa juga pernah menjadi imam di berbagai masjid di Bandung dan Jawa Tengah. Salah satu pengalaman paling berkesan baginya adalah saat diminta memimpin Qiyamul Lail di sebuah kompleks perumahan di Bandung.

“Saat itu saya diminta membaca satu juz dalam salat. Tantangannya adalah menjaga ketahanan fisik dan fokus untuk menghasilkan bacaan yang optimal,” tuturnya.

Daffa merupakan alumnus dari Program Beasiswa Imam Muda Salman (IMS) yang digarap Laznas Rumah Amal Salman. Program ini, menurutnya, berperan besar dalam membentuk mental, kepemimpinan, dan keterampilan dakwahnya untuk berbaur dengan masyarakat.

“Dari IMS, saya belajar banyak tentang pengembangan diri dan komunikasi dengan berbagai pihak. Ini sangat membantu saya dalam mengelola program Imam Muda Salman serta menjaga hubungan dengan para pemangku kepentingan,” kata ustaz yang pernah menjadi Ketua Program Imam Muda Salman ini.

Daffa menambahkan, melalui perjalanan yang ia tempuh dari Bandung ke Tokyo, ia tidak hanya mengasah ilmu akademiknya tetapi juga turut memperkuat syiar Islam di negeri asing.

“Dakwah bisa dilakukan di mana saja, termasuk di jantung Jepang yang memiliki komunitas muslim yang terus berkembang,” pungkasnya. ***