Oleh Rudianto, M.Pd.
Menjadi Calon Guru Penggerak (CGP) adalah harapan banyak guru. Mereka akan terlahir sebagai guru yang menyertai perubahan pendidikan di Indonesia, bahkan menjadi pelaku perubahan itu sendiri. Meskipun menjadi CGP adalah menjadi seorang penantang, namun di situlah kodrat manusia. Manusia pada dasarnya hidup untuk menyelesaikan tantangan. Semakin besar tantangan yang dihadapi, semakin bermakna hidup seorang manusia. Namun, “Agar mampu menjadi guru penggerak, seorang Guru Penggerak harus bergerak!” demikian pernyataan Bu Noviyanti salah seorang Calon Guru Pnggerak (CGP) yang berasal dari SMAN Glumpang Tiga Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Setelah menjadi CGP tantangan semakin berat. CGP harus mengikuti pelatihan selama sembilan bulan. Dalam pelatihan selama sembilan tersebut, CGP dihujani dengan berbagai kegiatan dan tugas. Ada kegiatan asinkronus ada juga kegiatan sinkronus. Kegiatan Sinkronus berarti CGP pada waktu yang sama bertemu dengan Fasilitator atau instruktur untuk belajar. Sinkronus dilakukan secara virtual. Sementara asinkronus, CGP belajar di waktu yang berbeda dengan fasilitator. Asinkronus dilakukan melalui Learning Manajement System (LMS).
Asinkronus melalui LMS dilakukan dalam rangka mendalami sebuah konsep dengan cara membaca, menonton video, atau berdiskusi sesama CGP. Selain itu kegiatan asinkronus juga dilakukan dalam rangka mengerjakan tugas. Penilaian oleh fasilitator juga dilakukan melalui LMS.
Kegiatan CGP lainnya adalah pendampingan dan lokakarya bersama pendamping/pengajar praktik. Kegiatan bersama pendamping/pengajar praktik ini dilakukan secara tatap muka. Pendampingan dilakukan dengan cara pendamping/pengajar praktik datang langsung ke sekolah tempat CGP bertugas. Sementara lokakarya dilakukan sebanyak sembilan kali selama CGP melakukan pelatihan.
Kegiatan yang dilaksanakan selama sembilan bulan itu, diisi dengan menyelesaikan tiga paket modul yaitu Paket Modul 1, Paket Modul 2, dan Paket Modul 3. Masing-masing paket modul terdiri dari beberapa modul. Paket Modul 1 terdiri dari empat modul, Paket Modul 2 terdiri dari tiga modul, dan Paket Modul 3 terdiri dari tiga modul juga. Sehingga seluruh modul berjumlah sepuluh (10) modul.
Kegiatan pelatihan CGP semakin menantang karena kegiatan dilakukan dengan alur MERRDEKA (dua r). MERRDEKA ini sebuah alur yang harus dilewati oleh CGP setiap menyelesaikan satu modul. MERRDEKA adalah sebuah singkatan. Berikut paparan tentang MERRDEKA.
1. Mulai dari diri
Pada fase kegiatan ini CGP melakukan refleksi tentang praktik yang dijalani selama ini terkait materi dan/atau menuliskan pertanyaan yang ingin diketahui terkait topik yang akan dibahas.
2. Eksplorasi Konsep.
Fase kegiatan ini dilakukan dalam dua jenis yaitu Mandiri dan Forum Diskusi. Eksplorasi Konsep Mandiri, CGP mengakses materi yang disajikan dalam berbagai media kemudian mengerjakan tugas-tugas mandiri yang tercantum untuk berefleksi sekaligus mengecek pemahaman akan materi. Eksplorasi Konsep Forum Diskusi, CGP melakuka dua kegiatan yaitu peserta terlibat aktif diskusi dalam forum yang dipandu fasilitator dan diskusi dapat berbentuk utas (threaded discussion) atau konferensi video bersama fasilitator.
3. Ruang Kolaborasi
Fase kegiatan Ruang Kolaburasi ini, CGP mengerjakan penugasan dalam kelompok, sebagai bagian dari implementasi materi yang sudah dipelajari.
4. Refleksi Terbimbing
Pada fase ini CGP melakukan refleksi dan metakognisi bersama fasilitator terhadap proses pembelajaran yang telah dilalui untuk perbaikan proses berikutnya.
5. Demonstrasi Kontekstual
Fase ini CGP merencanakan & mengimplementasikan pengetahuan barunya di konteks kelas/sekolah masing-masing (penugasan individual)
6. Elaborasi Pemahaman
Pada fase ini CGP berinteraksi langsung secara virtual dengan instruktur untuk memperluas dan mengkonfirmasi pengetahuannya.
7. Koneksi Antar-Materi
Fase ini CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, baik dalam modul tersebut atau antarpaket modul, serta dengan kondisi murid/kelas masing-masing.
8. Aksi Nyata
Fase ini adalah akhir dari sebuah modul. Pada fase ini CGP melakukan implementasi materi dalam lingkup yang lebih luas, kemudian mendokumentasikan proses, hasil dan perkembangan belajarnya dalam bentuk e-portfolio, dan membuat refleksinya.
Kegiatan CGP yang begitu berat merupakan kawah candradimuka untuk melahirkan guru penggerak yang memiliki kemampuan bergerak yang tepat dan dahsyat sehingga pada gilirannya mampu menggerakan kelasnya, teman sejawatnya, sekolahnya, bahkan daerahnya. Dengan bekal yang begitu kaya dan digemleng dalam waktu lama serta cara yang luar biasa diharapkan CGP mampu menjawab tantangan pendidikan Indonesia masa depan. Mereka diharapkan mampu menjadi pemimpin-pemimpin pembelajaran yang menghasilkan SDM yang unggul. Itulah muara dari Pendidikan Guru Penggerak yaitu menhasilkan Sumber Daya Manusia yang Unggul. Semoga. ***
Penulis adalah Pengawas SMP Disdik Kabupaten Cirebon yang bertugas sebagai Fasilitator Nasional Guru Penggerak di wilayah Kabupaten Pidie, Aceh.