.
ZONALITERASI.ID – Halaman itu bisanya digunakan sebagai sarana percontohan atau obyek studi banding pemerintah daerah di seluruh Indonesia bahkan dunia yang akan berstudi banding tentang pertanian ke Kabupaten Bandung.
Sebelum mempersilahkan tamunya masuk ke rumah jabatannya, Bupati Bandung periode 2010–2015 dan periode 2016–2021, Dadang M. Naser, mengajak terlebih dahulu tamu pemerintahannya berputar mengitari halaman rumah jabatan.
Halaman tersebut juga dijadikan sebagai ruang terbuka hijau dan sarana untuk bersantai sekadar ngopi dan minum teh. Halaman itu luas, ditumbuhi macam-macam jenis sayur, buah, dan tanaman hias. Ada juga kolam ikan, kandang aya, burung, dan kelinci.
Tanaman itu, ada yang tumbuh di green house, halaman terbuka dan ada juga yang tumbuh di pot. Masuk ke dalam green house yang memiliki ukuran sekitar 3×6 meter itu ditumbuhi sayuran saladah atau lalaban yang kerap kita temui jika sedang makan di tukang pecel lele. Di atasnya digantungkan pot-pot yamg ditumbuhi tanaman hias, ada anggrek dan lainnya.
Di belakang green house tersebut kita dapat melihat beberapa pohon buah tumbuh seperti buah naga, mangga, durian, dan lainnya. Selain itu ada juga padi, cabai, tomat, bahkan jeruk varietas nomor satu di Kabupaten Bandung tumbuh di atas pot yaitu Jeruk DN.
Saat ditemui beberapa waktu lalu, Bupati Bandung, Dadang M. Naser, mengatakan, Jeruk DN itu disimpan di pot di halaman rumah dinas sebagai contoh untuk mengontrol di kebun.
“Jadi bisa terlihat bagaimana perbedaan pertumbuhan jeruk ini di pot dan di kebun. Jika di kebun kan ada hamparan, ternyata beda pertumbuhan di pot dan di kebun,” katanya.
Dadang mengungkapkan, kalau pertumbuhan batang jeruk itu tumbuh di kebun, masa di pot tidak bisa? Ternyata bisa, berarti itu bergantung rekayasa teknis si petaninya. Meski hasilnya tidak akan semaksimal seperti di kebun tapi Jeruk DN bisa tumbuh dan berbuah hanya ditanam di atas pot.
Bukan hanya itu, yang membedakan jeruk ini dengan jeruk varietas lainnya yaitu Jeruk DN ini kulit atau cangkang-nya saja bisa dijadikan obat, rasanya manis segar dan ukurannya pun besar, bisa mencapai sekilo dua bahkan ada yang sekilo satu beratnya.
“Memang harganya masih mahal, karena kami masih terus mengembangkan,” ungkapnya.
Jadi Primadona
Satu atau dua tahun ke depan jika Jeruk DN yang merupakan varietas jeruk asli di Kabupaten Bandung sudah terkonsumsi publik, jeruk ini akan menjadi primadona baru bagi pecinta buah.
“Sebenarnya jeruk ini sudah terkonsumsi oleh publik tapi belum luas, karena pas pemasaran malah kita yang balik kewalahan. Panennya banyak, tapi permintaan dari toko buah dan supermarket lebih banyak,” ujarnya.
Agar di kemudian hari jeruk ini dikonsumsi khalayak, Dadang akan terus mengembangkan dan menambah bibit-bibit jeruk ini. Sebelumnya, penyebaran jeruk hanya ada di wilayah Kecamatan Pasir Jambu, Ciwidey, Rancabali, dan Kecamatan Pangalengan.
“Kini kami juga akan mengembangkan kembali bergeser ke Kecamatan Cikancung,” pungkas Bupati. (wisma/des)***
Sumber: Majalah Kertaraharja