ZONALITERASI.ID – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muti akan mengubah kurikulum pendidikan di Indonesia dari yang asalnya Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Deep Learning.
Pada kurikulum deep learning akan ada pengurangan materi pelajaran terhadap anak didik. Fokus akan beralih pada penjelasan yang mendalam.
“Materi pelajarannya dikurangi, sehingga materi pelajarannya itu mungkin ringan tetapi cara menjelaskannya itu mendalam,” kata Muti dalam pemaparannya di YouTube Sahabat Pembelajar, dikutip Sabtu, 9 November 2024.
Menurut Mu’ti, dengan metode pembelajaran itu guru dapat lebih fleksibel dan berimprovisasi dalam memberikan pelajaran pada anak didiknya. Sehingga dengan cara itu, guru bisa berimprovisasi, murid bisa berkembang pemikirannya.
“Nah itu mudah-mudahan bisa menjadi solusi. Gak usah dinamain merdeka atau mungkin namanya kurikulum full full. Nah ini bisa dilakukan kalau pembelajarannya orientasinya adalah mempelajari sesuatu,” ujar Muti.
Tiga Elemen Utama Kurikulum Deep Learning
Muti menyebutkan, terdapat tiga elemen utama dalam Kurikulum Deep Learning, yaitu Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning.
“Mindfull Learning bertujuan untuk memberikan ruang kepada siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini juga memperhatikan perbedaan kebutuhan dan potensi tiap siswa,” terangnya.
Lalu, lanjut Muti, pada Meaningfull Learning siswa diajak untuk memahami alasan di balik setiap pembelajaran yang mereka pelajari. Siswa perlu mengetahui mengapa suatu materi pelajaran penting dan bagaimana materi tersebut bisa bermanfaat di kehidupan sehati-hari.
“Dengan mengetahui maksud dari materi pembelajaran dan manfaatnya, siswa diharapkan lebih termotivasi untuk belajar,” ucapnya.
Terakhir, elemen Joyfull Learning berkaitan dengan Meaningfull Learning.
Dengan mengetahui maksud dan manfaat dari materi pelajaran, maka pembelajaran yang dihadapi siswa akan terasa menyenangkan.
“Meski begitu, Joyfull Learning bukan sekedar pembelajaran yang menyenangkan, melainkan sebuah pendekatan yang berfokus pada kepuasan dari pemahaman mendalam. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya merasa senang belajar, tetapi juga benar-benar memahami materi yang dipelajari,” katanya. (des)***