Reuni Lima Angkatan, Merekatkan Rindu di Sekolah Tercinta

WhatsApp Image 2025 03 07 at 06.12.03
"Ngaraketkeun Duduluran, Manjangkeun Silaturahmi". Itulah pepatah yang jadi rujukan untuk menggelar "Reuni Lima Angkatan Alumni SMPN Cileungsir/SMPN 2 Rancah Ciamis". (Desain Grafis: Dicky)

ZONALITERASI.ID –Ngaraketkeun Duduluran, Manjangkeun Silaturahmi“. Itulah pepatah yang jadi rujukan untuk menggelar “Reuni Lima Angkatan Alumni SMPN Cileungsir/SMPN 2 Rancah Ciamis”.

Ya, niatan untuk menggelar silaturahmi lintas angkatan alumni SMPN Cileungsir sudah lama berseliweran setiap kali bertemu dengan kawan-kawan lama yang sama-sama menuntut ilmu di sekolah  tercinta. Berawal dari situlah, niatan untuk menggelar kopdar alias kopi darat muncul.

Selanjutnya, niatan untuk bertemu langsung dalam sebuah acara bertajuk reuni, dikerucutkan menjadi langkah nyata. Maka, digelarlah pertemuan perwakilan alumni dari lima angkatan (87, 88, 89, 90, 91), di Cileungsir, Kecamatan Rancah, pada pertengahan Februari lalu.

Pada pertemuan yang penuh kehangatan itu, perwakilan alumni dari lima angkatan sepakat membentuk panitia kecil yang akan meneruskan niatan untuk menggelar reuni itu menjadi momen konkret. Dan, setelah melalui perbincangan yang dibumbui senda gurau, panitia kecil pun menetapkan bahwa reuni akan digelar pada 3 Syawal 1446 H./2 April 2025 M.

Tak lupa, peserta pertemuan pun menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan agar pertemuan spesial itu terwujud. Mulai dari menyosialisasikan reuni hingga bagaimana melaksanakan acara kangen-kangenan yang menarik, dibicarakan secara serius namun santai. Tak lupa, hahah-hihih pun selalu menyertai perbincangan.

Tentunya, momen langka ini begitu dinantikan alumni. Selepas puluhan tahun “meninggalkan” SMPN Cileungsir, penyelenggaraan reuni ini menjadi momen untuk melepas rindu dengan kawan-kawan sesama alumni almamater tercinta.

Dalam perjalanan hidup yang tak pernah berhenti bergulir, jejak masa lalu tak akan pernah terlupakan. Masa-masa berseragam putih biru selalu membekas dalam ingatan.

Saat awal-awal usia belasan tahun itu, beragam cerita saat mengikuti pelajaran, bergaul dengan kawan-kawan seangkatan, kakak angkatan, dan adik angkatan begitu membekas dalam memori. Cerita-cerita kecil, saat jajan di kantin yang disertai darmaji (dahar lima ngaku hiji), ngojay di “kolam renang” sehabis pelajaran olahraga, hingga mulai “larak-lirik” di usia puber, selalu menjadi obrolan lucu saat usia beranjak menua.

Bukan itu saja. Yang paling membekas dari semua ingatan, menuntut ilmu di bangku SMP adalah masa-masa awal menjejakkan kaki menuju langkah kehidupan selanjutnya.

Terngiang ucapan dari salah satu pendidik di bangku sekolah menengah ini.

Seiring berjalannya waktu, pengalaman belajar akan terus bertambah. Waktu sekolah di SD, pergaulan kita sebatas dengan kawan-kawan sekampung. Lalu, saat di SMP kawan-kawan bertambah menjadi lintas desa. Itu akan terus berkembang di perjalanan pendidikan selanjutnya. Tak hanya lintas desa, kawan-kawan kita akan bertambah jadi lintas kecamatan, kabupaten, provinsi, bahkan lintas negara.”

Namun, jangan lupakan. Walaupun di kemudian hari kita melanglang ke mana-mana. Penempaan jati diri berawal dari sekolah ini. Belajarlah yang rajin. Tak hanya itu, tempalah pribadi dan budi pekerti. Apa yang kita jalani di masa-masa menempuh pendidikan di SMP, semuanya akan membekas dan terasa manfaatnya di kemudian hari.”

Ucapan itu terbukti saat ini. Setelah meninggalkan almamater berpuluh tahun lalu, kerinduan terhadap sekolah di era akhir tahun ’80-an dan awal ’90-an itu begitu besar. Adanya kita saat ini, berawal dari jejak di masa lalu. Saat belajar di SMPN Cileungsir. (des)***