ZONALITERASI.ID – Tim mahasiswa Program Studi (Prodi) Fisika FPMIPA UPI yang tergabung dalam tim SOUSE (Some of Us Saving Environment) membuat program pengelolaan sampah bertajuk “Asyik Nongkrongnya Kelola Sampahnya”. Program ini bertujuan untuk menangani masalah lingkungan melalui Green Shack.
Adapun bentuk kegiatan yang digelar berupa edukasi seperti workshop dan penyuluhan pengelolaan sampah bagi masyarakat di teras atau tempat berkumpul, seperti di lingkungan kampus, sekolah, dan seputar aktivitas masyarakat. Kegiatan ini diarahkan untuk menuju Indonesia Zerro Waste System.
Ketua Tim SOUSE Mahasiswa Program Studi Fisika FPMIPA UPI, Dimars Dwi Daniarta, menjelaskan, dalam program Green Shack, tim mahasiswa menyediakan fasilitas untuk masyarakat dalam mengelola sampah.
“Tim mahasiswa menyediakan 2 biopori untuk proses pengomposan sampah organik dan 1 tempat sampah plastik. Dua biopori yang dibuat dalam program edukasi Green Shack yaitu biopori sampah daun dan biopori untuk sampah makanan. Pengomposan jenis sampah makanan dan daun ini akan menghasilkan kualitas kompos yang baik serta kualitas dan kuantitas air tanah yang signifikan untuk mengurangi banjir,” kata Dimars, Sabtu, 25 Januari 2025.
Ia menjelaskan, program edukasi pengelolaan sampah ini dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah, masalah krusial akibat sampah, dan sebagai upaya penataan lingkungan yang sehat di Indonesia.
“Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tim mahasiswa, masyarakat belum menyadari bahwa solusi untuk mengatasi permasalahan tiap tahun ini kuncinya adalah pengelolaan sampah. Strategi yang dapat dilakukan, mulai pembiasaan dari lingkungan kecil dari pelajar, mahasiswa, pemuda, serta masyarakat pada umumnya,” terangnya.
Dimars menambahkan, tim mahasiswa Prodi Fisika FPMIPA UPI menganalisis penumpukan sampah makanan yang bercampur dengan plastik menyebabkan pencemaran pada tanah dan air serta menjadi sumber penyakit seperti leptospirosis.
Penyakit ini, disebabkan dari bakteri urine tikus, diare, kolera dan tifus yang disebabkan oleh air minum yang terkontimasi bakteri dari air sampah anorganik.
“Penyumbatan saluran air dari sampah anorganik juga menyebabkan berkembangbiaknya nyamuk demam berdarah dan malaria. Selain itu sampah yang menumpuk akan menghasilkan gas metana (CH4) yang mudah terbakar dan merupakan salah satu gas penyebab rumah kaca dan perubahan iklim global,” pungkas Dimars.
Program edukasi pengelolaan sampah dalam rangka penanganan masalah lingkungan ini dilakukan oleh tim SOUSE yaitu Dimars Dwi Daniarta, Zahra, Muhammad Ghazi Febriansyah, Hilman Fauzan, Rani Asri Yanti, Tarin, Deriel, dan Hanifan Mut’tashim Billah.
Program edukasi ini dibimbing oleh dosen dan Kepala Laboratorium Geomekainka Tanah dan Batuan, Prodi Fisika FPMIPA UPI, Dr. Selly Feranie, S.Pd., M.Si. Salah satu kajian dari Selly yaitu tentang transformasi tanah menjadi tanah produktif. (des)***