Judul : Gelisah Camar Terbang
Pengarang: Gol A Gong
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2016
Halaman: 228 hlm
NOVEL ini menceritakan tentang Chairul anak pejabat di Jogjakarta yang berniat melanjutkan S2-nya di Taiwan yang ditentang oleh ayah dan ibunya karena di Taiwan sering terjadi gempa, angin topan, dan WNI di sana lebih terkenal dengan TKWnya.
Begitupun Inez sebagai tunangannya keberatan. Namun Chairul justru kagum dengan Taipei. Menurutnya meski di pulau ibarat “sehelai daun”, namun selalu siaga mengatasi bencana.
Begitulah pertemuannya dengan Halimah gadis TKW kaburan asal Cirebon yang punya masa lalu yang kelam, Saat itu. Chairul berlindung dari angin topan di Taipei Main Station (TSM). Chairul merasa jatuh cinta pada pandangan pertama, perasaan yang belum pernah dirasakan dengan pacar-pacarnya dan tunangannya sekalipun. Dia jatuh cinta pada penderitaan yang dialami Halimah, derita yang dialami TKW Indonesia pada umumnya.
Pada usia 17 tahun, Halimah harus meninggalkan bangku SMA demi ibu dan kedua adiknya yang membutuhkannya biaya untuk hidupnya sehari hari. Dia berangkat ke Arab Saudi menjadi pembantu namun kegadisannya hilang oleh anak sang majikan saat dia tertidur lelap. Pulang ke Tanah Air tanpa gaji dan janin di perutnya. Dengan penuh keterpaksaan dia melakukan aborsi pada dukun beranak.
Setelah pulih dia bekerja di Bandung sebagai pelayan bar yang terperosok pada pergaulan bebas. Saat menjadi TKW di Taiwan dia kabur karena tidak tahan dengan cacian dan pekerjaan yang terlalu berat dari majikannya. Haliman bertahan menjadi TKW kaburan demi adik dan ibunya di kampung.
Chairul ingin menyelamatkan Halimah. Mengangkat derajatnya dan mengajarinya berbagai hal. Bertemu dengan Chairul, Halimah merindukan dirinya kembali pada fitrahnya. Dia mulai menjalankan kembali sholat 5 waktu, rindu membaca Al Qur’an, dan ingin mengenakan kerudung yang dulu dipakainya saat bersekolah. Namun masalah utamanya adalah status sosial. Chairul beruntung memiliki ibu yang sangat pengertian dalam mengarahkan dirinya dalam menemukan cinta yang hakiki. ***
Lilis Latifah, guru SMPN 3 Rancaekek, Kabupaten Bandung.