SATU ketika mendapat undangan dari Koramil 0907 Cikalongwetan untuk mengikuti kegiatan penebaran bibit ikan serta penanaman pohon di lahan kritis. Kegiatan yang merupakan instruksi dari pimpinan Angkatan Darat, dilaksanakan secara serentak pada berbagai tempat. Kegiatan dilaksanakan di lokasi wisata lokal milik desa yang dikelola Pemerintah Desa Ganjarsari. Lahan milik Desa Ganjarsari tersebut merupakan lokasi yang rindang oleh pepohonan, sehingga melahirkan sumber air yang ditampung pada kolam penampungan. Kolam penampungan dengan airnya yang jernih menjadi tempat wisata lokal. Selain itu, limpahan air dari begitu banyak mata air dimanfaatkan pula untuk kebutuhan rumah tangga. Limpahan air yang terbuang diarahkan ke persawahan yang berada di sekitar kolam dengan nama Cisaladah.
Kecamatan Cikalongwetan adalah daerah yang keberadaannya sudah sangat tua. Desa Cikalong menjadi salah satu cikal bakal perkembangan masyarakat yang mendiami wilayah Cikalongwetan. Daerah ini merupakan wilayah yang didominasi dengan lahan perkebunan yang dibangun pada masa Belanda masih menguasai Indonesia. Dengan dominasi wilayah perkebunan, pada sebagian besar wilayah di Cikalongwetan menjadi daerah yang menawarkan suasana sejuk dengan kesegaran suhu udaranya.
Kondisi demikian tidak bisa bertahan karena beberapa tahun ke belakang lahan pada kawasan perkebunan Walini dengan hamparan pohon teh dan karet telah dipangkas habis. Lahan tersebut selanjutnya diproyeksikan untuk Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dengan berbagai pihak. Perubahan itu dipicu oleh kebijakan pemerintah yang pada awalnya akan mengubah wilayah Cikalongwetan menjadi kawasan perkotaan baru, tetapi rencana itu urung direalisasikan.
Sekalipun demikian, pada beberapa wilayah, suasana sejuk alam pedesaan masih terasa. Kondisi demikian sangat terasa di Desa Ganjarsari. Salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purwakarta ini masih menyajikan suasana alam pedesaan dengan suhu udara yang sangat sejuk karena masih ditopang dengan keberadaan perkebunan teh dan karet di sekitarnya. Pada Desa Ganjarsari sedikitnya terdapat dua potensi wisata lokal menjadi destinasi wisata, Sandang Geulis Kahuripan dan Cisaladah.
Berkenaan dengan potensi wisata Cisaladah, saat ini menjadi potensi wisata lokal di Desa Ganjarsari yang belum menggeliat menjadi magnet penarik para wisatawan untuk mengunjungi dan menikmatinya. Padahal, destinasi wisata lokal tersebut sangat menjanjikan suasana fresh bagi masyarakat, terutama mereka yang suntuk dengan hiruk-pikuk suasana perkotaan.
Destinasi tersebut didominasi oleh keberadaan sumber mata air sehingga limpahan airnya ditampung pada kolam besar yang menjadi tempat penyimpanannya. Keberadaan limpahan air dari sumbernya dipicu dengan keberadaan pohon di lereng atas Cisaladah yang masih penuh dengan pepohonan serta cukup terawat dengan baik. Nuansa alami inilah yang dimungkinkan dapat menarik para wisatawan untuk menikmatinya. Segmen yang menjadi sasarannya terutama mereka yang berasal dari perkotaan.
Pengelolaan destinasi wisata lokal tersebut belum memperlihatkan geliat yang menggembirakan karena pengelolanya masih mengandalkan sumber daya manusia lokal dengan tingkat kemampuan pengembangan kawasan wisata yang terbatas. Belum lagi, infrastruktur yang mengarah pada lokasi wisata itu belum mendukung karena jalannya masih sempit, hanya memuat satu kendaraan roda empat. Kalau sekali waktu berpapasan dengan kendaraan roda empat dari arah berlawanan, salah satunya harus mengalah dan mencari lahan di pinggir jalan untuk memberi ruang lintasan pada kendaraan yang berpapasan.
Sekalipun demikian, kunjungan pada lokasi wisata Cisaladah saat memasuki hari libur masih tetap berlangsung. Pada hari libur, para wisatawan lokal yang didominasi kaum muda datang berkunjung ke destinasi wisata tersebut. Kedatangan para wisatawan yang berusia belia tersebut dimungkinkan karena mereka bisa sampai dengan mengendarai kendaraan roda dua.
Penguatan sektor wisata lokal menjadi salah satu core program yang menjadi tugas setiap pemerintah desa. Sebagai pemangku kepentingan kewilayahan yang paham dengan kepemilikan potensi, pemerintah desa dimungkinkan untuk menerapkan berbagai program pengembangan berbagai potensi. Salah satu program pengembangan yang mungkin dilakukan adalah memanfaatkan potensi alam yang dimiliki untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata lokal.
Setiap pemerintahan desa memiliki amanah untuk melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Mendorong laju berkembangnya wisata lokal merupakan salah satu upaya yang mungkin dilakukan dalam mengoptimalkan kepemilikan potensi. Target dari program ini adalah menstimulan pemberdayaan masyarakat desa.
Pemberdayaan masyarakat desa menjadi upaya yang dilakukan setiap pemerintah desa dan berbagai pemangku kepentingan lain, guna memberi motivasi dan dorongan terhadap masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas kehidupannya. Selain itu, mereka dituntut pula untuk memiliki keberanian dalam mengembangkan diri sehingga tumbuh kemandirian dengan tidak memiliki ketergantungan pada pihak lain.
Beberapa peluang untuk lebih mengembangkan destinasi wisata tersebut agar menjadi wisata lokal yang banyak dikunjungi para wisatawan adalah dengan pemanfaatan kewenangan pemerintah desa. Sebagai pemangku kepentingan kewilayahan, pemerintah desa memiliki ruang untuk dapat mengembangkannya lebih baik lagi. Pemerintah desa dapat memberdayakan keberadaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) guna mengembangkan potensi wisata lokal dimaksud. Bahkan, untuk lebih menguatkannya, pemerintah desa dapat menstimulasi Bumdes agar bekerja sama dengan investor yang bergerak pada pengembangan destinasi wisata.
Langkah mendorong destinasi wisata lokal sehingga menjadi tujuan para wisatawan perlu terus dilakukan oleh pemerintah desa bersama para pemangku kepentingan lainnya. Penataan infrastruktur harus mendapat perhatian serius, sehingga memudahkan akses para wisatawan. Memajukan berbagai potensi wisata lokal dimungkinkan dapat berdampak positif terhadap peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. ***
Dadang A. Sapardan, Camat Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat.