ZONALITERASI.ID – Hari ini, Jumat 5 Mei 2023 adalah hari kelulusan para siswa siswi SMA/SMK/SLB se Jawa Barat. Masihkah terjadi aksi corat-coret seragam sekolah?


Boleh jadi ini merupakan hari paling menegangkan bagi para peserta didik Tahun Pelajaran 2022/2023 yang telah menempuh jejang pendidikan tersebut.
Namun pemerintah termasuk masyarakat secara umum, punya kekhawatiran tersendiri terkait momen kelulusan ini. Seolah sudah menjadi tradisi, para siswa di hampir di setiap daerah mengekspresikan kebahagiaan atas kelulusannya dengan euforia berlebihan, seperti aksi corat-coret seragam sekolah.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Wahyu Mijaya dengan tegas meminta seluruh siswa merespon kelulusannya dengan tertib, tidak melanggar protokol kesehatan, dan tidak melakukan aksi-aksi tidak berfaedah tentunya.
Menurut Wahyu, kebahagiaan atas kelulusan baiknya diekspresikan melalui kegiatan-kegiatan positif.
“Kita harus sama-sama jaga supaya rasa bahagianya tidak berlebihan dan menghadirkan hal-hal negatif,” ujar Wahyu, di Bandung, Kamis (4/5/2023).
Setelah lulus, lanjut dia, harusnya setiap siswa memokuskan diri dalam mengejar cita-cita demi masa depan mereka sendiri, jangan sampai terjebak pada ekspresi kebahagiaan sesaat yang tak bermanfaat.
Bahkan Wahyu Mijaya sebagai Kadisdik Jabar sejak awal telah mengeluarkan imbauan itu melalui Surat Edaran Disdik Jabar Nomor 5724/PK.02.01/Sekre tentang Imbauan Menjelang Kelulusan Peserta Didik SMA/SMK/SLB Tahun Pelajaran 2022/2023.
Asal-usul Corat-coret Seragam
Belakangan ini aksi corat-coret seragam sekolah saat kelulusan mulai berkurang setelah seluruh stakeholder turun tangan dalam melakukan pencegahan, mengingat dampaknya yang buruk terhadap budaya masyarakat Indonesia.
Corat-coret seragam sekolah ini ditengarai mulai terjadi sejak era 90-an, dan tetapi tak ada yang tahu pasti kapan dan di mana kemuncuan aksi tersebut. Namun sebagian kalangan menyebut, aksi corat-coret seragam ini mulai terjadi pada era 1970-an.
Mengutip beragam sumber, aksi corat-coret seragam ini terjadi pada saat pemerintah melalui Kementerian Pendidikan memberlakukan Ebtanas atau Evaluasi Tahap Belajar Nasional pada dekade 1990-an. Kala itu, penyelenggaraan Ebtanas begitu ketat dan cukup menegangkan bagi setiap siswa, dari siswa SD, SMP, sampai level SMA.
Kemudian pada saat siswa dinyatakan lulus ujian, terlebih mereka yang mendapat nilai Ebtanasnya tinggi, emosi yang tertahan selama proses ujian ditumpahkan melalui aksi tersebut.
Aksi corat-coret itu awalnya hanya sekedar pembubuhan tanda tangan teman-teman satu sekolah, terutama teman sekelas dengan spidol pada seragam sekolah yang dikenakan sebagai tanda kenang-kenangan sebelum berpisah.
Namun aksi tersebut semakin hari semakin berkembang dengan coretan-coretan tak karuan, yang bahkan kerap menggunakan cat semprot. Lebih dari itu, selain corat-coret seragam, juga dibarengi dengan aksi konvoi di jalanan yang tak sedikit berujung pada keributan.
Untuk kamu yang lulus hari ini, apakah masih melakukan aksi tak berfaedah tersebut?