DUNIA yang kita tinggali saat ini adalah dunia yang terbuka, penuh dengan pilihan di berbagai aspek kehidupan. Dari hal-hal kecil hingga keputusan besar, kebebasan untuk memilih menjadi hak istimewa yang terus berkembang. Pilihan yang luas ini membawa dampak besar bagi individu, bisnis, dan institusi. Mereka yang gagal memahami dinamika ini akan semakin tertinggal dan akhirnya dilupakan.
Dalam dunia perdagangan, pelanggan memiliki banyak alternatif. Mereka bisa berbelanja melalui e-commerce, toko konvensional, atau bahkan dari media sosial. Toko konvensional pun beragam, dari warung tradisional, minimarket, supermarket, hingga pusat perbelanjaan besar. Jika sebuah toko tidak memperlakukan pelanggan dengan baik, menawarkan harga terlalu tinggi, atau buruk dalam pelayanan, maka pelanggan akan dengan mudah beralih ke tempat lain yang lebih memuaskan. Loyalitas pelanggan bukan lagi tentang kebiasaan semata, melainkan tentang kepuasan dan kenyamanan.
Sektor transportasi pun mengalami transformasi besar. Orang bisa memilih kendaraan pribadi berbasis listrik atau bahan bakar konvensional. Jika ingin menggunakan transportasi umum, pilihannya pun banyak: bus, kereta api, pesawat, kapal laut, atau layanan perjalanan privat seperti travel eksklusif. Bahkan layanan transportasi berbasis aplikasi seperti Gojek, Grab, dan Maxim semakin menjadi pilihan utama masyarakat. Operator transportasi yang tidak memperhatikan keamanan, kenyamanan, dan kejujuran dalam layanan akan ditinggalkan pelanggan. Era ketika orang terpaksa menerima layanan buruk telah berlalu; kini, siapa pun bisa memilih yang terbaik.
Bidang kesehatan juga menunjukkan perkembangan serupa. Pasien dapat memilih rumah sakit pemerintah atau swasta, dokter spesialis dengan berbagai karakter, hingga pengobatan alternatif yang dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas kesehatan yang mengabaikan profesionalisme, kurang ramah, atau bahkan cenderung merugikan pasien akan kehilangan kepercayaan publik. Kini, akses informasi yang luas memungkinkan pasien untuk menilai dan membandingkan berbagai layanan sebelum membuat keputusan.
Di ranah hiburan dan media, perubahan semakin nyata. Konten kreator, televisi, podcast, dan media sosial bersaing ketat untuk mendapatkan perhatian audiens. Mereka yang tidak mau beradaptasi dengan selera dan ekspektasi penonton akan kehilangan penggemar. Nama besar, bakat, dan pengalaman tidak lagi menjadi jaminan untuk tetap relevan. Dunia digital telah membuka kesempatan bagi siapa saja, termasuk mereka yang sebelumnya terpinggirkan, untuk bersaing dalam industri hiburan. Semakin banyak individu berbakat dari latar belakang kumuh dan miskin mampu menembus batasan-batasan lama dan menarik perhatian publik.
Pilihan yang luas ini juga berlaku dalam dunia pekerjaan dan pendidikan. Seorang profesional kini tidak lagi terpaku pada satu jenis pekerjaan atau satu perusahaan. Mereka bisa memilih untuk bekerja secara freelance, membangun bisnis sendiri, atau berpindah ke tempat kerja yang lebih memberikan apresiasi. Atasan yang otoriter atau tidak menghargai karyawannya akan kehilangan tenaga kerja terbaik. Institusi pendidikan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman akan ditinggalkan oleh calon mahasiswa. Begitu pula dalam dunia akademik dan keagamaan, para pendakwah, penulis, guru, dan dosen harus mampu mengikuti perubahan agar tetap didengar dan dihargai.
Pilihan juga semakin beragam dalam dunia pariwisata. Destinasi wisata tidak lagi hanya terbatas pada lokasi populer-alami, tetapi juga berkembang ke tempat-tempat baru yang menawarkan pengalaman unik. Destinasi wisata alam seperti pegunungan, pantai tersembunyi, dan desa wisata semakin diminati karena keindahan serta ketenangannya. Selain itu, muncul pula destinasi wisata kreatif yang menggabungkan seni, teknologi, dan budaya untuk memberikan pengalaman berbeda. Dengan meningkatnya akses informasi dan kemudahan transportasi, orang dapat memilih wisata yang sesuai dengan anggaran, jarak, dan tingkat kenyamanan yang diinginkan. Profesionalisme dalam layanan wisata, keunikan pengalaman, serta keterjangkauan biaya menjadi faktor utama yang menentukan pilihan wisatawan.
Memang benar bahwa tidak semua orang memiliki kebebasan memilih. Di lapisan terbawah piramida sosial, sebagian masih terjebak dalam keterbatasan. Namun, dengan perkembangan teknologi, akses informasi, dan berbagai peluang, semakin banyak individu yang memperoleh kesempatan untuk meningkatkan taraf hidupnya dan memperluas pilihan mereka. Dunia telah berubah, dan mereka yang tidak mau bertransformasi sesuai arus perubahan akan semakin terpinggirkan. ***
Suheryana Bae, pemerhati sosial, tinggal di Ciamis Jawa Barat.