Konsil Kedokteran Indonesia Dukung Pendirian Fakultas Kedokteran UPI

1 4
Ketua KKI, Putu Moda Arsana (paling kiri), menjadi pembicara utama dalam acara FGD dalam rangka pendirian Fakultas Kedokteran UPI, Senin, 5 September 2022, (Foto: Humas UPI).

ZONALITERASI.ID – Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dr. Putu Moda Arsana, SP PD-KEMD., FINASIM, menyampaikan dukungannya terhadap pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“Secara teknis dan operasional, KKI memberikan telaah dan berbagai rekomendasi terhadap pendirian Fakultas Kedokteran UPI pada aspek kerjasama yang harus dilakukan dengan mitra perguruan tinggi luar negeri, visi, misi, serta kurikulum pada Fakultas Kedokteran di UPI,” kata Putu saat menjadi pembicara utama dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka pendirian Fakultas Kedokteran UPI, di gedung Partere UPI, Jalan Dr. Setiabudhi 229 Bandung, Senin, 5 September 2022.

Selanjutnya Putu mengungkapkan, hanya pendidikan terbaik yang bisa membuat bangsa ini bertahan. Universitas adalah ujung tombak setiap negara untuk menghadapi kawasan perdagangan bebas. Universitas harus menjadi pemimpin teknologi, penelitian, penemuan, pusat pengetahuan, inovasi, kreativitas, serta mempersiapkan orang untuk bekerja di era persaingan yang mengancam.

“Saat ini kita masih menghadapi gap teknologi yang terkait dengan hardware, software dan brainware khususnya dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu, pendidikan kedokteran di Indonesia harus berkembang serta berubah dari pendidikan tradisional dan pendidikan konvesional menuju pendidikan dengan teknologi tinggi, pendidikan digital serta pendidikan cerdas,” katanya.

“Melalui hal tersebut, diharapkan pendidikan kedokteran mampu membangun smart nation berbasis internet of things serta digital literacy, sehingga menghasilkan smart work office, digital work office, hightech work office dan berdampak pada rumah sakit tanpa batas yang terkoneksi antara pemerintah dan perguruan tinggi,” sambung Putu.

Ditambahkannya, kelangsungan hidup manusia berubah dari mulai agrarian society, industrial society, information society, serta super smart socety. Melalui hal tersebut, tantangan pendidikan dokter Indonesia dalam menyongsong era globalisasi dihadapkan pada perkembangan dunia di era 4.0 yang ditandai dengan adanya layanan medis tanpa batas, regenerative medicine, brain digital, terapi nano, penyakit baru, diagnosis real-time, kecerdasaran buatan, terapi gen, serta virtual medicine/telemedicine.

Rektor UPI, Prof. M. Solehuddin, menjelaskan, FGD digagas sebagai bentuk keseriusan UPI untuk mendirikan Fakultas Kedokteran.

“Pada proses pendirian Fakultas Kedokteran ini, UPI telah melakukan kolaborasi dan mendapatkan bimbingan dari Universitas Padjadjaran, telah mengangkat para dokter menjadi tenaga dosen, serta menyiapkan bangunan gedung perkuliahanya yang akan dilengkapi dengan laboratorium dan fasilitas lainnya,” ucapnya.

FGD juga dihadiri Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A., Sekretaris Universitas Prof. Dr. Memen Kustiawan, SE., Ak., M.Si., MH., dan Dekan Fakultas Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan Prof. Dr. Boyke Mulyana, M.Pd.

Selain itu hadir pimpinan dan dosen FPOK, tim dosen pendirian Fakultas Kedokteran UPI, serta dosen pembina pendirian Fakultas Kedokteran dari Universitas Padjadjaran. (des)***