Nakhodai ITB Periode 2025-2030, Inilah Profil Rektor Prof. Tatacipta Dirgantara

Prof. Tatacipta Dirgantara
MWA ITB menggelar sidang terbuka pelantikan Rektor ITB periode 2025-2030, Prof. Tatacipta Dirgantara, di Aula Barat ITB, Senin, 20 Januari 2025. (Foto: Dok. ITB)

ZONALITERASI.ID – Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung (MWA ITB) menggelar sidang terbuka pelantikan Rektor ITB periode 2025-2030, Prof. Tatacipta Dirgantara, pada Senin, 20 Januari 2025 di Aula Barat ITB.

MWA sebelumnya telah memilih dan menetapkan Prof. Tatacipta Dirgantara sebagai pimpinan di kampus negeri berlambang gajah Ganesha itu menggantikan Prof. Reini D. Wirahadikusumah.

Pelantikan rektor baru ITB ini dihadiri Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Prof. Satryo mengapresiasi perjalanan panjang ITB yang terus menjadi salah satu institusi pendidikan terdepan di Indonesia. Ia mengucapkan selamat kepada Prof. Tatacipta yang terpilih untuk memimpin ITB lima tahun ke depan, sekaligus penghargaan kepada Prof. Reini Wirahadikusumah atas kontribusinya selama periode 2020-2025.

Menurut Prof. Satryo, ITB perlu terus melahirkan inovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Prof. Tatacipta diharapkan mampu mengintegrasikan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta kewirausahaan dan inovasi multidisiplin.

“ITB secara kolektif bertanggung jawab memupuk mentalitas berkelimpahan (abundance mentality) melalui kepemimpinan transformatif, budaya ilmiah dan inovatif, kepedulian dan empati dalam bentuk aksi nyata, tata kelola efektif, dan partisipasi aktif warga kampus,” ujarnya dikutip dari laman ITB, Rabu, 22 Januari 2025.

Kata Prof. Satryo, ITB harus terus memegang teguh karakter kepeloporan yang telah menjadi identitasnya sejak awal berdiri. Kampus pun diharapkan tidak hanya menjadi pusat intelektual, tetapi juga kekuatan moral dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Adapun empat pilar utama yang harus dijaga oleh ITB, yaitu memelopori prakarsa mencerdaskan bangsa, memperjuangkan nilai kemanusiaan, memaksimalkan otonomi untuk inovasi unggul, dan menunjukkan komitmen nyata dalam pengabdian kepada masyarakat.

“Dengan reputasinya sebagai salah satu perguruan tinggi teknik terbaik di Indonesia, ITB diharapkan dapat terus menjadi garda terdepan dalam menghasilkan solusi inovatif dan inklusif untuk berbagai tantangan global dan nasional,” ujarnya

Sementara Ketua MWA ITB, Budi Gunadi Sadikin, berpesan ITB harus bisa menjaga kualitas lulusan mahasiswanya. Kehebatan ITB bukan karena gedungnya atau banyak uang, melainkan lulusannya harus berhasil.

Menteri Kesehatan itu mencontohkan berhasil atau tidaknya ITB dengan kebanggaan alumni yang menyekolahkan anaknya ke ITB.

“Rektor harus memastikan perguruan tinggi adalah tugasnya mendidik dengan output atau hasilnya adalah anak didiknya kalau lulus menjadi putra-putri terbaik bangsa,” kata Budi.

Solusi Lengkap dan Menyeluruh

Prof. Tatacipta dalam pidatonya mengatakan, Senat Akademik ITB telah menyusun rencana induk pengembangan kampus periode 2025-2050 serta rencana strategis teknokrat ke arah pengembangan ITB untuk lima tahun ke depan.

“Saya membayangkan ITB pada 2030 menjadi universitas generasi keempat yang mengintegariskan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, kewirausahan, dan inovasi multidisplin sehingga menghasilkan solusi lengkap dan menyeluruh,” ujarnya.

Dengan memadukan aspek humainora, seni, sains, teknologi, dan bisnis, Prof. Tatacipta yakin bersama sivitas akademika ITB bisa mencapainya lewat pendidikan unggul kelas dunia dengan riset dan inovasi yang berdampak.

Menurut Prof. Tatacipta, perubahan di era modern terjadi begitu cepat. Beberapa tahun lalu dunia sibuk dengan revolusi industri 4.0 dan sekarang isu global telah beralih ke teknologi kecerdasan buatan. Mesinnya dapat belajar dan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik dari manusia.

“Perubahan ini tidak hanya memberi peluang tapi juga tantangan besar karena ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi cepat usang,” katanya.

Tantangan global lain seperti perubahan iklim, polusi, hilangnya kenaekaragaman hayati, transisi menuju energy bersih dan hijau, pemenuhan pangan, pandemi, penyakit menular baru, kesehatan mental, menuntut peyelesaian berkelanjutan yang memerlukan pendekatan inovatif dan komprehensif.

“ITB perlu andil dengan kolaborasi pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat,” tandas Prof. Tatacipta

Profil Rektor ITB Prof. Tatacipta Dirgantara

Prof. Tatacipta Dirgantara  ditetapkan sebagai Rektor ITB periode 2025-2030 dalam Sidang Pleno MWA ITB, pada Kamis, 28 November 2024.

Prof. Tatacipta terpilih dari dua calon lainnya yang telah melalui proses pemilihan sejak 4 September 2024.

Prof. Tatacipta menyelesaikan program Sarjana (1988-1993) dan program Magister (1993-1995) di ITB. Ia lalu melanjutkan pendidikan Doktor di Wessex Institute of Technology (1995-1997) yang kemudian ditransfer ke Queen Mary University of London (1997-2000).

Prof. Tatacipta juga melanjutkan pendidikan Profesi Insinyur di ITB pada 2019.

Sebelumnya, Prof. Tatacipta menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dan Ketua Kelompok Keahlian Mekanika Padatan dan Struktur Ringan.

Karier Prof. Tatacipta dimulai sejak 1994 di berbagai bidang. Antara lain menjadi Wakil Direktur Hubungan Internasional, Direktorat Kemitraan dan Hubungan Internasional ITB (2015-2020), Sekretaris Komisi Nilai-nilai Luhur, Forum Guru Besar ITB (2017-2019), dan Ketua Komisi Keilmuan Masa Depan, Forum Guru Besar ITB (2020).

Pada 2024, Prof.Tatacipta dinobatkan sebagai tokoh transportasi nasional oleh Kementerian Perhubungan RI. People of the Year METRO TV 2021, Penghargaan atas Scientific breaktrough against pandemi, Tim Ventilator Indonesia ITB (2021), Distinguish Graduate, Lembaga Ketahanan Nasional PPSA XXII (2019), dan puluhan prestasi lainnya sejak 1995.

Hingga kini, dia telah menulis 98 makalah terindeks Scopus, h-index 13 dan citation 821, 172 dokumen pada Google Scholar, h-index 19 dan citation 1337.

Dalam pemilihan rektor ITB, Prof. Tatacipta merencanakan tiga program strategis, yakni pendidikan unggul kelas dunia, riset inovasi unggul dan berdampak, dan pemimpin, pelopor, dan penghela kemajuan.

Selain itu, terdapat program pemberdaya seperti pemberdayaan modal insani, tata kelola budaya organisasi, kampus yang menginspirasi, kemitraan strategis, kesejahteraan dan jaminan sosial, dan ekosistem ITB Kinarya.

Prof. Tatacipta membawakan tagline “ITB4thGenUni Empati-Kolaborasi-Inovasi”. Ia membawa visi 4th Generation University kelas dunia yang unggul dan mandiri sebagai pelopor perubahan untuk pembangunan bangsa berkelanjutan melalui integrasi pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat serta kewirausahaan dan inovasi multidisiplin, untuk menghasilkan karya dan solusi holistik yang memadukan aspek humaniora, seni, sains, teknologi dan bisnis. ***