Teten Masduki: Ubah Kurikulum Perguruan Tinggi, Fokus Ciptakan Wirausaha

dukung peciptaan wirausaha menteri teten usul agar perguruan tinggi ubah kurikulum 220904170951
Menkop UKM, Teten Masduki, saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Galeri UMKM di Jayapura, Papua, Rabu, 31 Agustus 2022, (Foto: Antara News).

ZONALITERASI.ID – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki, menegaskan, perguruan tinggi harus mulai mengubah kurikulum. Dengan begitu, perguruan tinggi fokus menciptakan wirausaha, bukan menghasilkan sarjana yang ingin menjadi pegawai pemerintah atau swasta.

Diketahui, berdasarkan data Kemenkop UKM, sebanyak 73 persen anak muda dari seluruh penduduk Indonesia bercita-cita menjadi pebisnis, bukan lagi menjadi pegawai.

“Survei CSIS (Centre for Strategic and International Studies) juga menyatakan lebih dari 70 persen anak muda ingin menjadi pebisnis. Ini menjadi bahan penting bagi perguruan tinggi untuk mendesain kembali, terutama fakultas bisnis dan ekonomi, guna menyiapkan entrepreneur. Perguruan tinggi penting untuk menyiapkan para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) kita yang lebih berkelas,” kata Teten Masduki pada webinar seperti dalam keterangan resmi, di Jakarta, Minggu, 4 September 2022, dikutip dari Antara News.

Teten mengungkapkan, perguruan tinggi memegang peranan penting dalam upaya mendorong evolusi kewirausahaan Indonesia. Diharapkan, UMKM yang sebelumnya masih dalam skala ekonomi subsisten atau hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga dapat berubah menghasilkan produk berbasis inovasi, teknologi, dan ilmu pengetahuan.

Setiap tahun, lanjutnya, Indonesia memiliki 3,5 juta angkatan kerja baru yang lulus dari sekolah sampai tingkat perguruan tinggi dengan 1,7 juta orang di antaranya merupakan sarjana.

“Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata mencatatkan angka lima persen tiap tahunnya, hanya dua juta lapangan kerja yang mampu disediakan,” sebutnya.

Satu Juta Wirausaha

Selanjutnya Teten menuturkan, Kemenkop UKM telah menyiapkan program satu juta wirausaha mapan baru. Sementara persentase kewirausahaan Indonesia saat ini masih 3,18 persen dari total UMKM sekitar 64 juta.

“Kami menargetkan jumlah persentase kewirausahaan mampu mencapai 3,95 – 4 persen pada 2024,” ujarnya.

Dikatakannya, perguruan tinggi perlu mengembangkan riset bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan memanfaatkan Program Matching Fund dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat riset yang dapat dikomersialisasi UMKM.

Perguruan tinggi di Indonesia, kata Teten, dapat mencontoh University of Melbourne sebagai best practice yang telah menghadirkan Business Innovation Lab dengan fokus pengembangan UMKM serta pelatihan desain bagi mahasiswa untuk menumbuhkan usaha, mulai dari studi kelayakan bisnis, pengembangan produk, hingga international shipping atau ekspor yang didukung oleh alumni sebagai mentor.

“Pascapandemi Covid-19 ini kita bukan hanya ingin pulih, tapi bertransformasi. Bank Dunia juga sudah mengingatkan kita bahwa Indonesia harus menyiapkan lapangan kerja yang berkualitas,” pungkas Teten. (des)***