ZONALITERASI.ID – Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung melalui Rumah Moderasi Beragama menyelenggarakan Seminar Nasional Spirit Deklarasi Istiqlal pada Kamis, 5 Desember 2024.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Rumah Moderasi Beragama bekerja sama dengan Gusdurian Bandung dan Bali Interfaith Movement (BIM) dalam menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertajuk “Menjaga Bumi Merawat Keberagaman: Perspektif Lintas Agama” itu.
Acara ini merupakan bentuk tindak lanjut dari Deklarasi Istiqlal yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, pada September lalu. Deklarasi Istiqlal menjadi landasan penting dalam upaya merespons dua isu krusial yang tengah mengancam umat manusia: dehumanisasi dan kerusakan lingkungan. Acara yang dihelat di Aula Utara Pascasarjana UIN Bandung ini bertujuan untuk mempertemukan pemahaman lintas agama mengenai isu-isu lingkungan hidup dan kemanusiaan. Seminar ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh agama dan pemuka masyarakat, yang memberikan kontribusi ide dan nilai-nilai luhur dari ajaran agama mereka terkait pentingnya menjaga bumi dan keberagaman.
Direktur Eksekutif Rumah Moderasi Beragama, Dr. Usep Dedi Rostandi, LC., MA., dalam sambutannya menyatakan, seminar ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap dehumanisasi yang sering kali dijustifikasi dengan alasan agama, serta kerusakan lingkungan yang terjadi akibat tindakan manusia itu sendiri.
“Seminar ini berusaha menciptakan harmonisasi dalam kehidupan manusia di bumi, sejalan dengan amanat Islam sebagai rahmatan lil-alamin dan falsafah Tri Hita Karana yang mengajarkan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan,” terangnya.
Seminar diisi oleh berbagai pemateri yang mewakili beragam agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia, di antaranya Suster Kristina Marie SGM (Katolik), OD Saraningsih, SST. M.Kes. (Protestan), Ni Luh Putu Widi Arnitha Medyani Widiya, S.Kep. (Hindu), Wawan Gunawan, M.Ud. (Islam), Romo Setiawan (Buddha), Toni Rudiyanto (Kong Hu Chu), dan Rela Susanti, ST., M.Sos. (Penghayat Kepercayaan). Masing-masing pemateri menyampaikan perspektif agama mereka terkait kelestarian alam dan perlunya upaya bersama untuk menghindari kerusakan lingkungan akibat polusi, eksploitasi, dan sampah.
Dalam acara tersebut, dilakukan pula pembacaan Deklarasi Istiqlal dengan penyalakan lilin simbolik oleh para pemuka agama, rektorat UIN Bandung, dan peserta seminar. Aksi ini menjadi simbol kesepakatan bersama untuk mengutamakan perdamaian, keseimbangan alam, dan menghormati keberagaman dalam hidup bermasyarakat.
Rektor UIN Bandung, Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag., dalam keynote speech-nya menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya seminar tersebut. Ia berharap, implementasi Deklarasi Istiqlal tidak hanya menjadi teori, tetapi dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan perdamaian yang hakiki.
“Deklarasi Istiqlal bukan hanya kewajiban para pemuka agama, tetapi juga harus dijalankan oleh seluruh kalangan, termasuk akademisi, penulis, peneliti, dan masyarakat umum,” ujarnya. (Jamiludin/M. Mastiar)***