9 Pola Asuh Orang Tua yang Berpengaruh terhadap Karakter dan Kesuksesan Anak

10 cara membesarkan anak agar pintar menurut sains 169
Ilustrasi "9 Pola Asuh Orang Tua yang Berpengaruh terhadap Karakter dan Kesuksesan Anak". (Foto: Ilham Restu/CNBC Indonesia)

ZONALITERASI.ID – Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa ciri khas dalam pola asuh orang tua, yang berpengaruh terhadap karakter dan  kesuksesan anak di kemudian hari.

Dikutip dari laman Woman’s Day, menurut para ilmuwan sebagian besar kesuksesan seorang anak bergantung pada bagaimana pola didik dan pengasuhan orang tua sejak usia dini.

Salah satu penelitian dilakukan oleh Pennsylvania State University dan Duke University, yang melibatkan lebih dari 700 anak-anak di Amerika Serikat. Mereka menemukan adanya hubungan signifikan antara keterampilan sosial anak-anak saat di taman kanak-kanak dan kesuksesan mereka dua dekade kemudian.

Anak-anak yang memiliki kemampuan sosial yang baik, seperti dapat bekerja sama dengan teman-teman tanpa diminta dan mau membantu orang lain, cenderung lebih berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi dan mendapatkan pekerjaan tetap pada usia 25 tahun.

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Karakter dan Kesuksesan Anak

Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan kesuksesan anak. Berikut ciri-ciri pola asuh orang tua yang berpengaruh terhadap karakter dan kesuksesan anak:

1. Mau membangun kepercayaan diri anak

Dikutip dari CNBC, sebagian orang tua masih menganggap bahwa harga diri dan kepercayaan diri itu sama. Mereka sering memberi pujian kepada anak-anak dengan berkata, “kamu istimewa” atau “kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan”.

Namun, sebenarnya membangun harga diri saja tidak cukup untuk mendukung kesuksesan akademis di masa depan. Studi justru menemukan bahwa anak yang mengaitkan prestasi dengan usaha dan kekuatan diri sendiri lebih mungkin mencapai kesuksesan, dibandingkan dengan anak-anak yang merasa tidak memiliki kontrol terhadap hasil akademis mereka.

Kepercayaan diri akan terbentuk ketika anak-anak berhasil melewati rintangan, menemukan solusi, dan bangkit kembali setelah kegagalan.

2. Mengajarkan empati

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Ada tiga jenis empati yang perlu dikembangkan pada anak, yaitu empati afektif (merasakan perasaan orang lain), empati perilaku (berempati dengan bertindak), dan empati kognitif (memahami pemikiran orang lain).

Orang tua dapat mulai memperkenalkan tentang empati pada anak sejak dini. Salah satunya dengan memberi label pada perasaan agar mereka lebih mengenalnya, misalnya marah, senang, sedih, dan lain-lain.

Secara berkala, tanyakan tentang perasaan anak setiap hari. Kegiatan ini dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan untuk memahami dan merespons perasaan orang lain dengan bijaksana.

3. Terlibat bermain bersama anak

Bermain dengan anak-anak di sini bukan hanya tentang mengajak mereka bermain di luar rumah, tapi orang tua juga melibatkan diri dalam permainan anak. Para ahli dan psikolog anak menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua dalam bermain dengan anak dapat meningkatkan kesejahteraan mental mereka.

Ini karena anak-anak yang menghabiskan waktu dengan orang tua dalam berbagai aktivitas menyenangkan, memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi. Peningkatan hormon ini berperan dalam membangun hubungan sosial yang positif. Hal sederhana seperti kontak mata dan sentuhan fisik juga dapat memperkuat ikatan emosional dan meningkatkan empati pada anak.

4. Menghindari konflik yang berlebihan

Penelitian di New York menunjukkan bahwa remaja yang memiliki hubungan yang hangat dan penuh kasih dengan orang tua mereka, terutama ibu, lebih kecil kemungkinannya untuk terjerumus dalam hubungan yang penuh kekerasan.

Selain itu, trauma atau konflik dalam keluarga dapat memengaruhi harga diri dan perkembangan mental anak. Oleh karena itu, jangan lupa untuk menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat di rumah.

5. Memperhatikan pola tidur anak

Dikutip dari Times of India, tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi perkembangan anak. Anak-anak yang tidak cukup tidur cenderung tertinggal dalam pembelajaran, kurang bersemangat untuk belajar, atau bahkan berisiko terkena masalah kesehatan jangka panjang.

Orang tua yang membiasakan anak untuk memiliki pola tidur yang teratur dan cukup memiliki dampak positif terhadap kesuksesan anak di masa depan. Diharapkan dengan kebiasaan tidur yang cukup, anak-anak menjadi lebih fokus, kreatif, dan siap menghadapi tantangan.

6. Konsisten membatasi screentime

Penelitian dari jurnal American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu bermain gadget memiliki perkembangan otak yang lebih lambat, jika dibandingkan dengan mereka yang lebih sedikit terpapar gadget.

Oleh karena itu, membatasi screentime dan memberikan anak-anak lebih banyak waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan dunia nyata dapat meningkatkan perkembangan kognitif mereka.

7. Menghargai upaya, bukan hanya hasil

Penting bagi orang tua untuk menghargai usaha anak-anak, bukan hanya hasil akhir. Menurut psikolog dari Stanford University, Carol Dweck, ada dua jenis pola pikir yang perlu dipahami oleh orang tua.

Pertama, pola pikir tetap (fixed mindset) yang menganggap bahwa kecerdasan dan kemampuan adalah sifat yang tetap. Yang kedua adalah pola pikir berkembang (growth mindset), yang melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

Ketika orang tua mau menghargai upaya anak, bukan sekadar melihat hasilnya, maka anak tidak akan mudah menyerah saat gagal. Mereka yang diberi kesempatan untuk gagal dan mencoba lagi akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan, dibandingkan dengan anak-anak yang justru diajarkan untuk menghindari kegagalan.

8. Memperkenalkan tentang optimisme

Anak-anak yang optimis cenderung melihat tantangan sebagai hal yang sementara dan dapat diatasi, sehingga berpotensi untuk lebih mampu untuk menangani dan berhasil melewatinya.

Saat orang tua mengajarkan anak untuk tetap optimis, termasuk saat menghadapi kesulitan, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan mampu mengatasi rintangan di masa depan.

9. Menjadi contoh nyata yang positif

Orang tua melihat orang tua sebagai contoh nyata tempat mereka meniru. Oleh karena itu, menjadi teladan yang baik adalah salah satu cara terbaik untuk membantu anak-anak berkembang menjadi pribadi yang sukses.

Jika orang tua konsisten menunjukkan perilaku positif, tanggung jawab, dan rasa empati, maka lama-kelamaan ini juga turut ditiru dan menjadi karakter anak-anak.

Demikian 9 ciri pola asuh orang tua yang berpengaruh terhadap karakter dan kesuksesan anak. Intinya, pola asuh orang tua yang penuh kasih sayang dan perhatian, sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. ***

Sumber: Hai Bunda