Belajar Mengenal Diri

FOTO ARTIKEL 31
(Ilustrasi: tipspengembangandiri.com)

Oleh Suheryana Bae

SIAPA yang memahami dirinya akan mengenal jalan kehidupan menuju Tuhannya.

Sepertinya mudah saja. Mengenal diri. Memahami diri. Karena diri yang kita punya adalah diri yang telah menjadi milik kita sejak dilahirkan. Bersama setiap hari. Berbuat setiap hari. Berpikir setiap jam. Merasakan setiap menit. Dipikirkan setiap hari. Dirasakan setiap saat. Diarahkan untuk bertindak.

Sepertinya tidak ada misteri. Semua begitu terbuka. Begitu nyata. Begitu riil. Tidak ada lagi yang tersembunyi.

Begitukah ?

Tidak begitu. Nyatanya kita seringkali tidak memahami apa yang kita ingini sebenarnya, atau apa yang dikehendaki, atau bakat -passion- dan minat. Seringkali terjebak pada hal-hal yang menipu, godaan sesaat, dan bias.

Begitu kita melihat artis yang popular dan banyak duitnya, tiba-tiba saja tergiur dan mengatakan bahwa cita-cita kita ingin menjadi artis. Begitu melihat Kopassus yang gagah disertai bumbu penyedap kisah-kisah heroik dan luar biasa, serta merta ingin menjadi tentara.

Begitupun ketika lingkungan permainan sering badminton plus cerita legenda Rudy Hartono, Liem Swie King, dan Susi Susanti, maka serta-merta kita menganggap berbakat dan berminat menjadi pemain bulu tangkis.

Padahal, setelah sering bermain dan latihan ribuan kali, menjadi tahu bahwa backhand tidak pernah menjadi bagus dan smash perlahan bagai siput.

Mengenal diri, memahami diri bukanlah perkara mudah. Ketika menjadi tua kesadaran itu akan muncul pada sebagian orang. Tidak ada kata terlambat tentunya. TETAPI mencari hakekat diri selagi muda jauh lebih beruntung ketimbang menyadari kesalahan menjelang senja.***

Suheryana Bae adalah Aparatur Sipil Negara, pernah pernah menjadi staf Kecamatan, pernah Camat di dua wilayah, dan sekarang Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Pangandaran.