Petani Milenial Juara, Pelatihan Budidaya Ikan Terarah dan Selaras Kebutuhan

IMG 20210603 WA0011
Pelatihan budidaya ikan bagi Pembudidaya Ikan Milenial (PIM) dilakukan dengan komprehensif. PIM sendiri merupakan bagian dalam program Petani Milenial di bidang perikanan, (Foto: Biro Adpim Jabar).

ZONALITERASI.ID – Pelatihan budidaya ikan bagi Pembudidaya Ikan Milenial (PIM) dilakukan dengan komprehensif. Mereka tidak hanya dilatih bagaimana membuat sistem bioflok atau teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan, tetapi juga diajarkan bagaimana mendapatkan benih ikan yang baik. PIM sendiri merupakan bagian dalam program Petani Milenial di bidang perikanan.

Kepala Bidang Pembudidaya Ikan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Pilahsar) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Erlina Dalisaputra mengatakan, pelatihan secara komprehensif diberikan agar peserta PIM bisa memahami cara melakukan budidaya ikan yang baik, sehingga akan menghasilkan pendapatan yang maksimal.

“Pelatihan yang kami lakukan adalah bagaimana cara berbudidaya ikan yang baik disamping juga untuk memperoleh sertifikat cara budidaya ikan yang baik. Mereka diajarkan bagaimana mendapatkan benih ikan yang baik, mulai dari pemilihan sampai karantina ikan sebelum ditebar ke bioflok,” kata Erlina di PSDKP WS Ciherang, Kabupaten Cianjur, Rabu (2/6/2021).

Terdapat 10 peserta PIM yang membudidayakan ikan nila di 60 kolam bioflok di PSDKP WS Ciherang. Menurut Erlina, setiap kolam bioflok memiliki kapasitas 1.200 ekor ikan nila. Supaya budidaya ikan nila berjalan optimal, pelatihan dan pendampingan terus dilakukan termasuk cara pemberian pakan ikan.

“Pakan ini harus dihitung berapa gram per hari dan kenaikan disesuaikan dengan bobot ikan. Jadi, nanti hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan, yakni setiap 1 kilogram ikan itu berisi 3 sampai 5 ekor,” ucapnya.

Selain pelatihan, peserta PIM melakukan studi banding ke pembudidaya ikan yang telah memetik hasil maksimal. Dengan studi banding, pengetahuan dan keterampilan peserta PIM dalam membudidayakan ikan akan bertambah.

Erlina pun menuturkan, studi banding menjadi salah satu cara untuk memotivasi peserta PIM, sehingga diharapkan peserta PIM mampu mencetak wirausahawan baru yang tangguh dan inovatif.

“Kita memberikan motivasi kepada peserta pembudidaya ikan ini dengan studi banding ke pembudidaya ikan yang sudah sukses. Ini salah satu cara paling ampuh untuk bisa memberikan dukungan dan semangat kepada peserta untuk lebih giat lagi dan bisa membudidayakan ikan dengan lebih baik,” tuturnya.

Peserta PIM yang tergabung dalam program Petani Milenial tahap pertama berjumlah 52 orang. Rinciannya, 10 peserta membudidayakan ikan nila di Ciherang, 11 peserta membudidayakan ikan lele di Cijengkol Subang, 5 peserta membudidayakan ikan nila di Wanayasa Purwakarta, 5 peserta membudidayakan udang vaname di Cibalong Garut.

Kemudian, ada 21 peserta PIM yang membudidayakan ikan nila dan lele secara mandiri di lahan masing-masing. Erlina mengatakan, peserta PIM yang membudidayakan ikan secara mandiri tetap mendapatkan pendampingan, akses permodalan, dan bantuan pemasaran atau offtaker.

“Kalau mandiri itu mereka punya lahan sendiri, sedangkan yang intensif diberi pinjaman lahan dan mes milik Pemda Provinsi Jabar. PIM mandiri pun tetap mendapatkan pendampingan yang intensif. Lalu, akses permodalan, dan juga pasar,” katanya.

Salah satu peserta PIM yang membudidayakan ikan nila di Ciherang, Dimas Liggo, mengatakan bahwa setiap materi yang diberikan langsung dipraktikkan. Hal tersebut memudahkan dirinya dan rekan-rekannya untuk mengimplementasikan materi yang diberikan.

“Di sini itu, habis pelatihan langsung praktik. Pelatihan langsung praktik. Itu membuat kami cepat mengimplementasikan teori-teori budidaya yang diberikan,” kata Dimas. (kur)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *