ZONALITERASI.ID – Peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) membuat alat uji kompetensi untuk siswa SMK bernama Integrated Communication Mobile Laboratorium Simulator (ICMLS) atau laboratorium mini.
Alat ini didesain dengan basis komputer yang lebih ringkas. Ukuran alat ini lebih besar sedikit daripada tas koper dan bisa dipindah-pindah.
Tim peneliti HAKI LPPM UPI, Prof. Deni Darmawan, mengatakan, alat ini bisa memfasilitasi 19 uji kompetensi yang diperlukan siswa SMK. Mulai keterampilan merakit, simulasi pemeliharan, sampai uji jaringan dalam satu alat.
“Namanya juga mobile, bisa dibawa-bawa, enggak perlu ruangan luas sampai 4×12 meter. Saya sebagai guru merasakan betul bahwa sarana pembelajaran di SMK ini minim di daerah-daerah,” kata Prof. Deni, dikutip laman UPI, Senin, 7 Februari 2022.
Dosen Teknologi Informasi dan Komunikasi UPI itu menuturkan, biasanya siswa SMK yang akan mengikuti uji kompetensi nebeng di industri. Itu dilakukan setelah menunggu jadwal praktikum di industri.
“Jika ingin uji kompetensi, siswa harus antre dan masa belajar bisa habis. Kami jawab keluhan itu melalui riset, kami coba kemas dalam produk ini,” ujarnya.
Dikatakannya, dibandingkan dengan harga membuat gedung dan instalasi komputer yang menghabiskan dana tak sedikit, harga alat ini hanya berkisar di angka belasan juta rupiah.
ICMLS 1.0 sendiri terbagi menjadi dua bagian. Satu layar dan komponen peranti keras untuk uji kompetensi siswa. Sementara guru bisa mengamati dari tampilan antarmuka yang dipasang berhadapan. Hasil dari uji kompetensi pun bisa dilangsung diketahui oleh guru maupun murid secara real time.
“Uji kompetensi bisa dilakukan secara personal dan cepat. Uji kompetensi tidak hanya di kelas, tapi juga bisa dilakukan di ruangan yang sempit sekalipun. Sifatnya tidak seremonial dan kaku dan terjangkau untuk semua sekolah,” ujarnya.
Kata Prof. Deni, perangkat alat ini hanya menggunakan komponen yang berasal dari barang bekas. Seperti antena dari mobil, gerigi dari alat pemutar telur, dan mainan anak.
“PT INTI pun tertarik dengan alat ini, tapi tentu bahan-bahannya juga diganti dengan yang layak industri. Kami juga sudah kenalkan alat ini ke Dinas Pendidikan Jabar dan Kemendikbud,” ucapnya.
Ditambahkannya, hasil riset ini telah di-hakpaten-kan dan jurnal ilmiahnya pun telah terpublikasi di Scopus. Adapun validasi alat ini dilakukan di Tsuru University, Tokyo, Jepang.
“Sekarang kami tengah mengembangkan ICMLS 2.0 yang bentuknya lebih ringan, memiliki fitur finger scanner. Interface bagi siswa dan gurunya juga berdampingan, tak berhadap-hadapan,” pungkas Prof. Deni. (des)***