Belajar Tatap Muka, Kadisdik Jabar: Tidak Wajib dan Diterapkan secara Parsial

20210104181755 980x400 1
Kadisdik Jabar, Dedi Supandi, saat berbicara dalam konferensi pers, di Aula Dewi Sartika Kantor Disdik Jabar, Senin (4/1/2021), (Foto: Humas Disdik Jabar).

ZONALITERASI.ID – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat, Dedi Supandi, mengatakan, pembelajaran tatap muka (PTM) di beberapa sekolah di Jabar yang digelar pada awal tahun 2021 ini, bisa dilakukan secara bertahap dengan prinsip sukarela. PTM tidak wajib dan diterapkan secara parsial.

“Kenapa dilakukan parsial? Karena, ada tahapan-tahapan yang akan dilakukan sekolah. Seperti, verifikasi di level pengawas dan kantor cabang dinas (KCD) dan akan meminta rekomendasi serta izin kepada bupati/wali kota sebagai ketua satgas covid di tingkat kabupaten/kota,” kata Dedi dalam konferensi pers, di Aula Dewi Sartika Kantor Disdik Jabar, Jln. Dr. Radjiman, Bandung, Senin (4/1/2021).

Dedi menuturkan, berdasarkan survei melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik), ada 1.743 sekolah (34,89 %) sekolah yang siap melakukan PTM. Namun, itu hanya dalam tahap pertama, yakni kesiapan sekolah.

Dikatakannya, berdasarkan laporan disdik kabupaten/kota di Jabar, saat ini ada 12 kabupaten/kota PTM secara parsial yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perkembangan Covid-19 di wilayah tersebut. Di antaranya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Garut.

“Parsial itu misalnya, di satu kabupaten ada kecamatan yang harus tatap muka, tapi ada juga yag belum diizinkan tatap muka,” jelasnya.

Untuk 15 kabupaten/kota lainnya, lanjut Dedi, menetapkan melanjutkan pola belajar dari rumah (BDR). Antara lain, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Bekasi.

“Kabupaten/kota yang memilih BDR akan melakukan evaluasi kembali perkembangan Covid-19 di awal Februari 2021,” ujarnya.

Dedi menambahkan, apapun pola pembelajarannya, satuan pendidikan di Jabar telah siap menyelenggarakan pembelajaran pada 11 Januari 2021.

“Disdik Jabar sudah meluncurkan Kurikulum Masagi, yakni implementasi kurikulum nasional berbasis karakter dan based learning dengan kearifan lokal Jawa Barat. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas antara kurikulum nasional dan daerah. Fleksibilitas tersebut juga akan memudahkan pembelajaran di masa adaptasi kebiasaan baru saat ini,” imbuhnya. (des)***

Respon (176)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *