ZONALITERASI.ID – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengatakan, Kemendikbud tengah mengevaluasi pelaksanaan Program Organisasi Penggerak (POP). Program itu kemungkinan diundur pada Januari 2021 karena organisasi penggerak akan kesulitan dalam melaksanakan programnya.
“Kemendikbud sudah melakukan revisi dalam POP. Pertama, tidak memasukkan dana hibah dalam POP. Organisasi pendidikan swasta yang dibiayai dana korporasi tidak mendapatkan dana APBN. Mereka harus membiayai sendiri. Kemudian, untuk pelaksanaan dijadwalkan kembali lantaran dana Rp 595 miliar tidak mungkin terserap dalam beberapa bulan ke depan. Apalagi Kemendikbud melibatkan KPK,” kata Nadiem dalam acara Live Streaming Mata Najwa di Trans 7, Rabu (5/8/2020) malam.
Nadiem berharap, dengan rencana penundaan POP pada Januari 2021 bisa membuat Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) bergabung lagi.
“Ketiga organisasi tersebut sudah lama menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa besar di dunia pendidikan serta punya pengalaman puluhan tahun dalam mengelola pendidikan. Kami butuh ilmu dari Muhammadiyah, NU, dan PGRI untuk diimplementasikan sebagai program nasional,” tandasnya.
“Kalau tiga organisasi besar ini tidak gabung bisa-bisa target POP tidak tercapai. Makanya saya mohon dengan sangat agar kembali bergabung dengan POP Kemendikbud. Bantu kami menemukan formula yang tepat untuk pendidikan kita,” pungkas Nadiem. (des)***