ZONALITERASI.ID – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) Kemendikbudristek menjalin kerja sama dengan industri kreatif di bidang permainan (PT LX Internasional Indonesia, dan Asosiasi Game Indonesia (AGI), dan Cipta Karsa Adikarya/Cakra).
Melalui kerja sama yang ditandatangani pada Rabu, 5 Januari 2022 ini, Ditjen Vokasi menantang siswa SMK agar bisa menciptakan banyak game edukasi.
Direktur Jenderal Vokasi, Wikan Sakarinto, mengungkapkan, kerja sama tersebut menjadi sebuah komitmen dari pendidikan vokasi untuk mengajak industri terlibat dalam link and match dengan pengembangan ekosistem pendidikan vokasi.
“Industri itu harus berpartisipasi terlibat dengan pembelajaran berbasis industri (teaching factory). Ujungnya, ya, bikin games,” kata Wikan.
Menurut Wikan, kerja sama tersebut akan dipadukan dengan berbagai program yang ada di Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (Dit. APTV) dan Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat SMK). Ia pun memberikan tantangan kepada siswa SMK untuk bisa menghasilkan banyak game.
“Saya memberikan tantangan untuk minimal bisa menghasilkan lima sampai 10 games,” tutur Wikan.
Pada kesempatan sama Direktur PT LX Internasional Indonesia, Michael Choi, menuturkan, pihaknya telah menganalisis perkembangan industri digital dan game di Indonesia. Ia memprediksi, di masa depan banyak SDM unggul yang dibutuhkan dalam bidang industri game.
“Memang tujuan kerja sama kami di bidang pendidikan ingin menciptakan praktisi pengkodean (coding engineer) untuk masa depan Indonesia. Menurut analisis kami dalam lima sampai 10 tahun ke depan, Indonesia akan memerlukan 15 juta coding engineer,” ungkapnya.
Ketua AGI, Cipto Adiguno menegaskan pentingnya kerja sama dalam mengembangkan industri game.
“Saya sangat mengapresiasi adanya perjanjian kerja sama ini. Memang sangat penting untuk kita dapat mengembangkan industri game,” ujar Cipto.
Sementara Ketua Cakra, Ivan Chen Sui Liang, berharap agar kerja sama tersebut bisa berjalan guna melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan SDM dalam mengembangkan industri game.
“Melalui medium game, serapan edukasi dapat dilakukan. Misalnya dengan salah satu permainan yang dirancang dengan mengasimilasi tema sejarah Indonesia yang mengenalkan Gadjah Mada maupun Tribuana Tungga Dewi,” ujarnya. (des)***