WORLD Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja adalah mereka yang berada pada masa transisi dari anak-anak ke dewasa, dengan rentang usia 10–19 tahun.
Adapun anemia adalah suatu keadaan tubuh di mana kadar hemoglobin atau sel darah merah di dalam darah lebih rendah dibanding nilai normal. Anemia biasanya disebut juga kurang darah (kekurangan jumlah sel darah merah/eritrosit).
Kadar normal Hemoglobin (sel darah merah) pada remaja putri berusia 12-15 tahun adalah 12 g/dl. Artinya, apabila kadar sel darah merah kamu di bawah 12 g/dl, maka kamu mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah.
Bagaimana Terjadinya Anemia?
Penyebab tersering anemia atau kekurangan sel darah merah pada remaja adalah kekurangan zat besi (Iron/Fe). Zat besi merupakan zat gizi yang penting bagi tubuh kamu. Fe atau zat besi diperlukan pada proses pembentukan struktur hemoglobin atau sel darah merah yang berperan mendistribusikan oksigen ke seluruh sel tubuh.
Remaja putri lebih rentan mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah, dibandingkan remaja laki-laki karena remaja putri mengalami menstruasi/haid yang mengeluarkan darah setiap bulan. Oleh sebab itu remaja putri lebih membutuhkan zat besi lebih banyak daripada remaja laki-laki. Namun, remaja laki-laki juga bisa mengalami anemia.
Tanda-tanda jika terkena anemia yang sering dijumpai yaitu 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai). Pada saat bersamaan muncul rasa sakit kepala atau pusing, penglihatan mata berkunang-kunang, sangat mudah menguap atau mengantuk, dan sulit untuk berkonsentrasi.
Berdasarkan pemeriksaan klinis, orang yang terkena anemia memiliki fisik yang pucat pada kelopak mata, wajah, bibir, kulit kuku, serta telapak tangan.
Dampak Anemia
1. Penurunan imunitas
2. Gangguan konsentrasi
3. Penurunan prestasi belajar
4. Mengganggu kebugaran dan produktivitas
5. Memperbesar risiko kematian ibu melahirkan
6. Menjadi salah satu penyebab bayi lahir prematur atau kurang bulan
7. Berat bayi lahir rendah
Cara Mengatasi Anemia
1. Terapkan pola makan gizi seimbang
2. Perhatikan asupan protein, baik protein hewani maupun protein nabati. Contoh makanan yang mengandung protein hewani yaitu telur, daging ayam, daging merah, dan ikan. Sedangkan contoh makanan yang mengandung protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
3. Mengonsumsi bahan makanan mengandung asam folat (B9), seperti kangkung, bayam, dan kembang kol serta vitamin (B12) seperti daging ayam, daging sapi, kerang, dan udang.
4. Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang menghambat penyerapan zat besi, seperti teh,susu, dan kopi.
5. Konsumsilah makanan yang akan membantu penyerapan zat besi, seperti makanan yang mengandung vitamin C (jeruk, mangga, stroberi, dan lain-lain)
6. Minumlah tablet tambah darah secara teratur 1 minggu sekali apabila sedang tidak menstruasi dan 1 hari sekali ketika sedang menstruasi.
Salah satu cara pemerintah dalam mengurangi angka kejadian anemia atau kekurangan sel darah merah khususnya pada remaja putri adalah dengan memberikan tablet tambah darah. Upaya ini dilakukan sebagai usaha pemerintah membangun sumber daya manusia melalui pemenuhan gizi seimbang bagi remaja, CERIA (Cegah Anemia Remaja Indonesia). ***
Nike Nabilah Nur Azizah, S1 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon