ZONALITERASI.ID – Program Keluarga Berencana (KB) Indonesia kembali mendapat pengakuan dunia internasional. Hal tersebut tidak lepas dari kesuksesan Indonesia dalam menurunkan angka fertilitas total (TFR) ke level pengganti populasi sebesar 2,1.
Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding Pakistan yang masih menghadapi tantangan tingginya angka kelahiran dan rendahnya tingkat penggunaan kontrasepsi.
“Keberhasilan ini tak lepas dari perjalanan panjang program KB Indonesia yang sudah berjalan lebih dari 50 tahun” kata Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), Budi Setiyono, pada acara Welcoming Dinner, di Pendopo Kota Bandung, Senin, 21 April 2025.
“Tanpa program KB, penduduk Indonesia hari ini bisa mencapai hampir 400 juta. Kini, kita bisa menjaga jumlah populasi di angka 285 juta,” sambungnya.
Budi menambahkan, kunjungan ini bukan hanya menjadi ajang belajar bagi Pakistan, tetapi juga momen refleksi dan penguatan diplomasi kependudukan Indonesia di kancah internasional.
Delegasi dari Pemerintah Pakistan yang berkunjung ke Kota Bandung dalam program “Sharing Knowledge and Best Practices on Family Planning Program in Indonesia” menyatakan kekagumannya terhadap capaian Indonesia dalam mengelola isu kependudukan.
“Kami memandang Indonesia sebagai pemimpin di kawasan Asia, terutama dalam keberhasilannya dalam pengelolaan penduduk. Karena itu kami hadir di sini, untuk belajar,” ujar Deputy Director General dari Kementerian Pelayanan Kesehatan Nasional, Regulasi dan Koordinasi Pemerintah Pakistan, Soofia Yunus.
Delegasi yang terdiri dari sembilan pejabat tinggi dari berbagai provinsi dan wilayah federal di Pakistan tersebut akan menghabiskan tiga hari di Bandung untuk mendalami praktik lapangan program KB Indonesia, termasuk mengunjungi Kampung KB dan berdiskusi dengan pemangku kepentingan lokal.
United Nations Population Fund (UNFPA) sebagai mitra strategis dalam program ini juga menyampaikan dukungannya.
“Kami sangat menantikan interaksi dan pertukaran pengetahuan selama tiga hari ke depan,” kata perwakilan UNFPA Indonesia sekaligus penasihat program KB untuk UNFPA Pakistan, Melania Hidayat.
Sementara Wali Kota Bandung, M. Farhan, menyambut hangat kehadiran para delegasi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antarbangsa dalam menghadapi tantangan pertumbuhan penduduk.
“Untuk menciptakan harmoni, kita harus bekerja bersama. Sama seperti filosofi angklung, satu nada tidak bisa dimainkan sendiri,” ujarnya. ***