Gebrakan Kemenag, Terapkan Kurikulum Berbasis Cinta Tahun Ajaran 2025/2026

c79307d6177f36c6dfc92ff1d66e58ee 1
Kemenag menggelar Uji Publik Kurikulum Berbasis Cinta. Kurikulum ini merupakan inisiatif baru dalam pendidikan Islam dan dirancang untuk mulai diterapkan secara terbatas pada tahun ajaran 2025/2026. (Ilustrasi: mediaindonesia.com).

ZONALITERASI.ID – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Uji Publik Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Kurikulum ini merupakan inisiatif baru dalam pendidikan Islam dan dirancang untuk mulai diterapkan secara terbatas pada tahun ajaran 2025/2026.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, mengatakan, pendidikan Islam perlu kembali ke fitrahnya, yaitu menumbuhkan cinta sebagai nilai dasar.

“Kita harus jujur, masih ada ujaran kebencian bahkan datang dari lingkungan pendidikan. Ini alarm bagi kita semua. Pendidikan harus melahirkan karakter damai dan penuh cinta,” kata Suyitno, dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu, 16 April 2025, dilansir dari Antara.

Menurut Suyitno, Kurikulum Berbasis Cinta hadir sebagai respons atas keprihatinan terhadap praktik pendidikan agama yang selama ini cenderung menekankan aspek doktrinal dan rutinitas, namun kurang menyentuh aspek spiritualitas, nilai, dan makna.

“Di mana ada cinta, di situ ada kehidupan. Kita ingin anak-anak kembali ke fitrah mereka yang penuh cinta sejak awal,” katanya.

Suyitno mengungkapkan, kurikulum tersebut dirancang untuk menumbuhkan cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, bangsa, dan diri sendiri.

Demi mendukung keberhasilan implementasinya, lanjutnya, ada tiga panduan utama yang harus diperhatikan. Pertama, guru mengajar dengan cinta. Kedua, siswa belajar dengan cinta. Dan ketiga, orang tua mendampingi dengan cinta.

“Pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada sinergi kuat antara sekolah, rumah, dan masyarakat,” katanya.

Suyitno menambahkan, kurikulum ini juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang mencerminkan nilai-nilai kasih sayang. Gerakan cinta lingkungan seperti penanaman pohon dan pelestarian alam menjadi bagian integral dari proses pendidikan. ***