ZONALITERASI.ID – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Ahmad Muzani, mengatakan, kawasan Melayu sebagai pusat harmoni, toleransi, dan masa depan ekonomi dunia.
“Kawasan Melayu adalah kawasan yang sejak awal sangat menarik bagi perkembangan perdagangan. Di kawasan ini ratusan tahun bangsa-bangsa dari seluruh dunia bersinggah, berlayar dan melewati kawasan ini,” kata Muzani, saat membuka Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke-23 di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025.
Menurut Muzani, kekayaan alam, kedamaian, dan keterbukaan masyarakat menjadi ciri utama wilayah ini.
“Inilah kawasan yang menjanjikan masa depan ratusan tahun yang lalu. Di kawasan ini berbagai macam tumbuhan subur, di kawasan ini berbagai macam kekayaan ada, dan di kawasan ini perdamaian dan ketenangan ditemukan. Itu sebabnya kawasan Melayu menjadi kawasan yang paling menarik dalam sejarah perdagangan-perdagangan dunia,” jelasnya.
Muzani mengungkapkan, identitas Melayu yang erat dengan Islam, namun Islam yang dipahami dan dijalankan adalah Islam yang damai dan penuh toleransi.
“Islam adalah agama yang dianut oleh kebanyakan atau mayoritas orang-orang Melayu. Tetapi Islam yang diterima oleh Melayu, Islam yang dianut oleh kita semua di dunia Melayu ini adalah Islam Rahmatan lil Alamin. Islam yang menerima perbedaan, Islam yang menerima keyakinan-keyakinan yang berbeda, Islam yang menghormati dan Islam yang menghargai toleransi,” ujarnya.
Muzani menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya konvensi ini sebagai upaya menjaga warisan harmoni dan persaudaraan.
“Konvensi yang hari ini diselenggarakan di Jakarta, yang dihadiri oleh 18 negara adalah ikhtiar dunia Melayu. Karena itu, atas nama bangsa dan rakyat Indonesia, merasa bersyukur Indonesia, Jakarta dijadikan sebagai tuan rumah untuk konvensi dunia Melayu, dunia Islam,” ucapnya.
Muzani menyerukan pentingnya dukungan masyarakat terhadap stabilitas pemerintahan di masing-masing negara.
“Yang di Indonesia, teruslah membantu Presiden Prabowo untuk menjaga stabilitas pemerintah Republik Indonesia. Yang di Malaysia, teruslah membantu Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk menjaga stabilitas pemerintah di Malaysia. Yang di Singapura sama, yang di Brunei sama, yang di Thailand sama, yang di Filipin sama, dan yang di negara-negara sama,” tuturnya.
“Mari seluruh bangsa-bangsa di dunia Melayu untuk menjaga persatuan dan nilai toleransi. Meskipun kita telah menjadi bangsa dan negara yang berbeda, tapi sesungguhnya kita adalah bersaudara dan sadarilah bahwa kita adalah orang-orang yang sama, sama rumpunnya, sama agamanya, dan sama kepentingannya. Mudah-mudahan acara ini membawa berkah bagi kawasan kita, akan semakin maju, akan semakin moncar dunia Melayu yang akan datang,” pungkas Muzani.
Keikutsertaan kampus Islam dalam Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam ke-23 yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta pada tanggal 24 Oktober 2025 menjadi momen bahagia untuk pengembangan jejaring kerjasama luar negeri antara UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM).
Ketua Jurusan Teknik Informatika, Dian Sa’adillah Maylawati, yang mewakili seremoni kerjasama ini mengungkapkan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah inisiasi yang cukup panjang, terima kasih kepada Bapak Rektor, Bapak Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Dekan FST, dan Wakil Dekan Bidang Kerjasama FST yang responsif atas kerjasama UIN Bandung dan UTeM ini. Tentunya kerjasama ini membuka berbagai peluang pengembangan Tri Dharma, khususnya pada bidang Teknik. Oh ya, UTeM juga memiliki Fakultas Teknousahawan yang mencetak para wirausahawan teknologi lho,” paparnya.
“Sebenarnya inisiasi perjanjian nota kesepahaman (MoU) sudah lama sejak tahun 2019, tapi waktu itu belum memungkinkan dan prosedurnya yang luar biasa. Begitu ada momen, keja terus. Alhamdulillah resmi juga MoU Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) dan UIN Sunan Gung Djati Bandung,” tambah Dian.
Pihak UTeM pun dengan senantiasa fast respon mempersiapkan MoU ini, sehingga dapat launching di acara besar seperti DMDI. Tentunya kerjasama ini tidak boleh berhenti di atas kertas, semoga program-program tindak lanjut dapat berjalan lancar dan bermanfaat untuk semua.
“Siap-siap nih yang mau student exchange, staff exchange, studi lanjut Magister dan Doktor, penelitian, publikasi, dan lainnya. Semoga membuka peluang double degree juga nih untuk jurusan Teknik Informatika. Semoga lancar-lancar implementasinya,” kata Dian.
Saat ditanya soal acara bergengsi ini, Dian memberikan komentar, “Ya Allah ternyata acara DMDI tuh sebesar itu, salah kostum ngga sih? dari dulu mau beli baju kurung belum kesampaian. Berangkat jam 05.20 WIB ngejar Whoosh jam 06.00 WIB. Menyala hidupkuh,” pungkas Dian. (des)***






