ZONALITERASI.ID – Publikasi di jurnal internasional bereputasi merupakan kewajiban bagi dosen, peneliti, dan mahasiswa doktor. Untuk bisa publikasi di jurnal internasional bereputasi, ada proses panjang yang harus dilakukan.
“Tidak ada tips agar publikasi bisa dilakukan dengan singkat. Kita (akademisi) harus aware bahwa saat masuk ke urusan publikasi, kita harus sudah siap bahwa ini bukan urusan satu-dua hari beres,” ujar dosen Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Adiatma Siregar, dilansir dari laman Unpad, Kamis, 1 September 2022.
Menurut Adiatma, proses transformasi dari hasil penelitian maupun tugas akhir menjadi artikel ilmiah juga memerlukan proses yang panjang. Kendati demikian, Adiatma memberikan panduan agar proses transformasi tersebut menjadi lebih terarah.
Pertama, akademisi sebaiknya menyusun kerangka pikir dari artikel ilmiah yang akan ditulis. Kerangka ini akan memudahkan penulis untuk membuat artikel yang terarah. Saat ini banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun kerangka pikir.
Kedua, setelah menyusun kerangka, transferkan kerangka tersebut ke dalam garis besar (outline) artikel. Secara umum, artikel ilmiah memuat pendahuluan/latar belakang (background), metode penelitian, pembahasan (results), diskusi, dan konklusi.
Bagian latar belakang, lanjutnya, harus memuat alasan mengapa penelitian dilakukan. Bagian ini sebaiknya ditulis dengan penjelasan menarik, memaparkan topik riset dari sisi kebaruannya, hingga meyakinkan orang untuk membaca hasil penelitian tersebut. Bagian metode menjelaskan tentang bagaimana topik riset tersebut dilakukan.
Bagian pembahasan memuat hasil penelitian yang sudah dilakukan. Sementara bagian diskusi memaparkan mengapa hasil dari penelitian tersebut penting diketahui. Terakhir, bagian konklusi menyertakan kata kunci/pesan penting dari penelitian yang dilakukan.
“Satu hal yang jelas, tulisan tugas akhir tidak semuanya masuk ke paper,” kata Adiatma.
Menurut Adiatma, kendati seluruh bagian artikel ilmiah sama-sama berkaitan, bagian latar belakang memiliki keterikatan erat dengan bagian diskusi, sedangkan bagian metode berkaitan erat dengan pembahasan/hasil.
“Peneliti jangan selalu terpaku mencari hasil penelitian yang bagus. Definisi bagus itu relatif. Hasil penelitian akan baik jika dikerjakan dengan metode yang baik dan dikerjakan sesuai permasalahan,” kata Adiatma.
Sementara Guru Besar School of Business and Law Edith Cowan University, Australia Prof. Ferry Jie, PhD, mengatakan, tidak hanya artikel ilmiah laporan penelitian, proposal riset juga bisa dipublikasikan di jurnal bereputasi. Namun, ada beberapa target yang harus dipenuhi, seperti harus komprehensif, memiliki pemikiran yang kritis, serta memiliki topik riset yang baru.
“Selain itu, proposal riset juga harus punya kontribusi. Referensinya harus uptodate,” kata Prof. Jie.
Guru besar yang sudah melakukan publikasi lebih dari 82 artikel di jurnal Q1 dan Q2 ini mengatakan, setelah menyiapkan artikel, penulis perlu menentukan target jurnal yang akan dipilih untuk publikasi. Jika sudah menemukan jurnal target, ikuti petunjuk dan tata cara pengiriman artikel.
“Sebelum di-submit, penting untuk di-review lagi. Salah upload file bisa ditolak mentah-mentah. Selain itu, artikel juga perlu dilakukan proofreading,” jelasnya. (des)***