ZONALITERASI.ID – Luar biasa. Dua kata itu pantas disematan kepada Dyah Ayu Ardhana Reswari. Lulusan SMAN 1 Cileungsi Bogor tahun ajaran 2023/2024 ini diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) pada usia 15 tahun.
“Awalnya aku ikut seleksi jalur masuk perguruan tinggi negeri Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Meskipun tak lolos di seleksi ini, aku tak putus asa. Aku mencoba ikutan seleksi ke Fakultas Kedokter UI di SNBT. Alhamdulilah, setelah berusaha maksimal, aku lolos seleksi di SNBT ini,” kata Dyah, dikutip dari laman UI, Sabtu, 15 Juli 2023.
“Aku sering mengerjakan latihan soal, mengikuti tryout, dan me-review hasil ujian. Review inilah yang paling penting. Karena dengan melihat letak kesalahan saat latihan atau tryout, aku bisa mempelajari lagi materi yang kurang dimengerti,” sambungnya.
Dyah menuturkan, dia bercita-cita menjadi dokter sejak kecil. Sejak belajar di bangku SD, dia sudah menetapkan pilihan akan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran UI.
“Aku mulai tertarik pada FKUI saat belajar sejarah tentang fakultas ini semasa SD. Aku ingat, saat itu salah satu guru di SD bercerita tentang The School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA/cikal bakal FKUI),” terangnya.
Mengenal sejarah sekolah kedokteran pertama dan tertua di Indonesia itu, Dyah lalu mencari tahu lebih lanjut tentang Fakultas Kedokteran UI kepada keluarga hingga siaran di TV.
Dyah pun mulai meriset gambaran perkuliahan di UI melalui testimoni orang-orang di media sosial. Informasi dari mahasiswa UI yang menggelar Expo Campus di sekolah juga dia jadikan bahan pertimbangan.
“Reputasi FKUI dengan lulusan dan fasilitas berkualitas, serta riset lengkap, jadi salah satu faktor pendorong aku memilih kuliah di fakultas ini. Walaupun banyak yang bilang impian aku untuk masuk FKUI terlalu idealis dan tidak realistis, namun alhamdulilah, berkat dukungan orang tua dan teman-teman, aku memberanikan diri untuk memilih FKUI di SNBT. Jadi, tidak ada yang tidak mungkin kalau kita berusaha dan yakin!,” ucapnya.
Masuk SD Usia 4 Tahun
Ternyata, Dyah masuk SD sejak usia 4 tahun 10 bulan. Dia juga mengikuti program kelas akselerasi di jenjang SMP, sehingga rampung sekolah dalam 2 tahun.
Meski ikut program akselerasi, Dyah juga aktif di kegiatan nonakademik. Beberapa di antaranya yaitu sebagai Sekretaris 1 MPK SMAN 1 Cileungsi, Ketua Umum Komunitas MPK Kabupaten Bogor, dan Sekretaris Komisi Kaderisasi Forum MPK Jawa Barat.
Selain itu, Dyah ikut ekstrakurikuler band musik, rohani Islam (rohis)-musik, rohis Japanese Club, dan English Club. Dyah juga sempat menjuarai Lomba Spelling Bee Cendana English Competition dan lolos sebagai Duta Hukum-HAM Jawa Barat.
Baginya, pengalaman organisasi dan kompetisi membantu pengembangan skill dan kerja sama tim. Lewat keduanya, dia juga belajar berinteraksi dengan orang banyak, mengembangkan relasi, dan membuat keputusan.
“Saat kuliah di UI nanti aku ingin mengembangkan diri dan berkontribusi untuk lebih banyak orang. Aku ingin menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan nonakademik, serta mengembangkan minat dan relasi dengan bergabung di organisasi/UKM di UI,” katanya.
“Aku berharap FKUI dapat menjadi wadah untuk menimba ilmu dan membantu mewujudkan cita-cita sebagai dokter. Ke depan, aku ingin mengimplementasikan ilmu demi kemajuan sektor kesehatan di Indonesia,” pungkas Dyah. (des)***