ZONALITERASI.ID – Kita kerap bersikap kurang tepat terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK). Itu disebabkan informasi yang kurang terkait ABK ini.
Sikap yang kurang tepat itu misalnya, seseorang secara tidak sadar memperhatikan ABK dalam waktu yang lama. Ada juga yang memberikan tatapan sinis, atau bahkan mengeluarkan kalimat negatif.
Bahkan tak jarang, anak berkebutuhan khusus menjadi korban perundungan (bullying) fisik ataupun mental. Padahal, bullying secara langsung dan tidak langsung akan memberikan efek pada korbannya.
Menurut pendiri Yayasan Masyarakat Peduli Autisme Indonesia (MPATI) sekaligus orang tua ABK, Gayatri Pamoedji, efek bullying terkait dengan bagaimana anggota keluarga memperlakukan ABK.
“Jika di rumah anak ABK diperlakukan dengan sangat baik, ia akan merasa aman. Saya selalu bilang pada anak saya, apa pun yang terjadi di luar, kamu aman di rumah. Dan itu membuat dia menjadi pribadi yang kuat,” jelas Gayatri Pamoedji.
Dilansir dari Liputan6.com, Sabtu, 23 September 2023, berikut ini cara bersikap saat bertemu ABK.
Cara Bersikap Saat Bertemu ABK.
Aturan bersikap sebagai orang tua
Sebagai orang tua atau keluarga dengan anak berkebutuhan khusus, Anda harus menggali pengetahuan dan informasi mengenai penanganan yang tepat.
“Orang tua harus pintar, jangan nunggu harus ada ahlinya. Karena penelitian membuktikan, 80 persen anak berkebutuhan khusus sukses karena orang tuanya. Informasi dapat diterima lewat seminar terutama dari para ahli,” ujar Gayatri.
Aturan bersikap sebagai keluarga besar
Tak hanya orang tua, keluarga besar juga memegang peran penting dalam penanganan ABK. Setelah diagnosis dari dokter keluar, keluarga besar juga harus memberikan dukungan dan bersikap suportif.
“Menjadi orang tua ABK saja tidak mudah, bagaimana jika tidak didukung oleh keluarga yang suportif dan fasilitas yang cukup?” tambah Gayatri.
Aturan bersikap sebagai orang awam
Orang yang tidak memiliki relasi dengan ABK sering mengeluarkan perlakuan yang kurang tepat. Gayatri menjelaskan, jika Anda melihat seseorang ABK di tempat umum, jangan melihat mereka terlalu lama.
“Saya selalu bilang di mana-mana, 5 seconds rule. Artinya jangan lihat mereka lebih dari 5 detik. Karena melihat saja selain tidak menolong, juga membuat mereka merasa terpojok. Mereka juga memiliki perasaan dan bisa merasakan ketidaknyamanan,” pungkas Gayatri. (gib)***