ZONALITERASI.ID – Kecamatan Cikalongwetan bersama Komunitas Ruang Riang Cikalongwetan menggelar Bedah Buku dengan tajuk Membedah Memoar Berhikmah, di Pendopo Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Kamis, 12 Juni 2025. Acara ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT ke-18 Kabupaten Bandung Barat pada tingkat Kecamatan Cikalongwetan.
Adapun buku yang dibedah kali ini berjudul “Cikalongwetan Punya Cerita” karya Dadang A. Sapardan. Penulis buku ini, kini juga menjabat Camat Cikalongwetan.
Pada kesempatan itu, Camat Cikalongwetan, Dadang A. Sapardan, mengungkapkan, melalui momen hari jadi Kabupaten Bandung Barat, kegiatan ini diharapkan memicu lahirnya kesadaran seluruh peserta untuk terus memperkuat literasi, terutama literasi dengan pola reseptif. Bahkan bila memungkinkan mengarah pada literasi dengan pola produktif, sehingga dapat menghasilkan karya yang dapat dinikmati banyak orang.
“Bedah buku ini menjadi kegiatan yang sangat baik dalam upaya menstimulasi penguatan literasi yang berujung pada pola produktif, bukan reseptif semata,” kata Dadang, saat menyampaikan sambutan di hadapan para peserta kegiatan yang terdiri atas berbagai elemen masyarakat Cikalongwetan..
Dadang menuturkan, dengan menampilkan Kholid Barkah sebagai pembedah, acara ini menjadi sangat strategis. Sebab, melalui ketajaman analisis yang dilakukannya, pembedah dapat menyampaikan dengan lugas berbagai kritik atas buku yang dibedah. Kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai refleksi penulisnya dalam melahirkan karya-karya berikutnya.
“Bedah buku menjadi sangat penting sebagai refleksi bagi penulis buku sehingga dapat mengetahui kelemahan bahkan keunggulan buku,” ucapnya.
Sementara Kholid Barkah, intelektual muda yang menjabat menjadi Wakil Ketua Pemuda Persis Jawa Barat, dalam bahasannya menyampaikan bahwa buku “Cikalongwetan Punya Cerita” merupakan karya yang mengeksplorasi berbagai potensi pada beberapa desa di Cikalongwetan. Tidak bisa dipungkiri bahwa buku ini sangat layak dibaca oleh para siswa sekolah dan masyarakat umum karena disajikan dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami.
“Buku ini mengeksplorasi berbagai potensi yang ada di Cikalongwetan, sehingga layak dibaca oleh banyak pihak,” ujarnya.
Selanjutnya Kholid mengatakan, buku “Cikalongwetan Punya Cerita” mengarah pada empat tema utama, yaitu ekonomi kreatif, sejarah, wisata lokal, serta pemberdayaan. Arah dari tulisan berkenaan dengan tema utama itu adalah lahirnya transformasi dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan untuk memajukan berbagai pemikiran pada buku dimaksud.
“Saya melihat terdapat empat tema utama yang diusung buku ini dengan tujuan terlahirnya transformasi dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan,” terangnya.
Kholid menambahkan, lahirnya buku “Cikalongwetan Punya Cerita” merupakan refleksi kecintaan penulisnya terhadap Cikalongwetan. Bagaimana penulis yang mampu memanfaatkan kapasitas sebagai camat untuk berkunjung pada berbagai desa sehingga dijadikan bahan tulisan yang melahirkan 50 opini. Keberadaan buku ini memperlihatkan bahwa penulisnya sudah seperti orang asli Cikalongwetan.
“Tulisan opini pada buku tersebut memperlihatkan bahwa penulisnya sudah seperti orang Cikalongwetan yang paham dengan berbagai potensi wilayah,” imbuhnya. ***