ZONALITERASI.ID – Pasca pandemi, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) nyaris menyalip minyak dan gas bumi (migas) untuk sisi devisa atau pendapatan negara dengan urutan di ranking ketiga.
Bahkan nilai devisa negara dari sektor pariwisata ini menembus angka 10 Miliar Dolar. Hal ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi tanah air ini semakin nyata.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menjelaskan fenomena kebangkitan ekonomi nasional tersebut dapat dilihat di kota-kota besar di Indonesia seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setiap liburan akhir pekan, hotel-hotel di Kota Bandung, Yogyakarta dan Surabaya selalu penuh.
“Coba dicek beberapa hotel di Bandung, penuh semua full book. Ini belum ada even, belum ada Harkitnas, liburan panjang atau long weekend. Ini terjadi pula fenomenanya di Surabaya, Yogyakarta,” ujar Sandiaga Uno dalam acara dialog ‘Hotel Talk’ yang bertajuk ‘Bisnis & (vs) Kreatif’ di eL Royale Hotel, Kota Bandung, Sabtu (27/5/223).
Hadir dalam acara tersebut, Mantan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita beserta perwakilan beberapa organisasi pengusaha, dan kalangan akademisi.
Menurutnya, bisnis wisata terutama di kota-kota besar di Indonesia semuanya mengalami kebangkitan yang luar biasa. Sektor parekraf sendiri bangkit dengan konsep berkualitas dan berkelanjutan.
“Maka dltargetkan (kunjungan) wisatawan mancanegara ini sudah di angka 8,5juta tahun ini . Target wisatawan Nusantara 1,4miliar,” katanya.
Untuk produk ekonomi kreatif, lanjut dia, total ekspornya yang sebagian besar dari Bandung Jawa Barat, mencapai 26,5 Miliar USD. Perolehan Ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia hampir tumbuh hampir dua kali lipat.
“Indonesia melihat juga jumlah nilai tambahnya mencapai Rp 1.300 Triliun, di mana ekraf kita bersama pariwisata mampu menciptakan sebuah ekosistem yang dibuka peluang bagi masyarakat di Indonesia,” katanya.
Sandi Uno menegaskan, sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah pilar ekonomi Bangsa Indonesia untuk menghadapi ekonomi di masa depan. Ekonomi kreatif Indonesia secara pelan-pelan terkonfirmasi menjadi ekonomi kreatif yang mengandalkan imajinasi dan kreativitas.
“Di tengah resesi global, Amerika dan Jerman yang merupakan dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia mengalami periode krisis, Indonesia bersyukur masih bisa bangkit,” katanya.
Secara keseluruhan Indonesia menempati ranking 16. Kalau nilai ekonomi kreatifnya hanya kalah dari Amerika Serikat yang punya produk unggulan Hollywood, Jazz, musik. Korea dengan KPop dan Drama (Drakor), dan lainnya.
“Ternyata kita punya keunggulan, ‘drahor’ darama horor. Film horor kita ini luar biasa menyeramkan dan hantunya bermacam-macam di tiap daerah. Maka tidak heran jika film horor berjudul KKN Di Desa Penari berhasil mengungguli film-film luar pada tahun lalu,” katanya.***