ZONALITERASI.ID – Salah satu kesalahan umum dalam pengasuhan adalah ketika orang tua terlalu permisif terhadap anak. Akibatnya, perkembangan pribadi anak menjadi terhambat.
Meskipun setiap orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, sikap terlalu lunak justru dapat menciptakan pola hubungan yang tidak sehat.
Dilansir dari Geediting, berikut 8 sikap permisif orang tua yang menghambat perkembangan pribadi anak.
8 Sikap Permisif Orang Tua yang Menghambat Perkembangan Pribadi Anak
1. Menghindari Konflik dengan Anak
Orang tua yang terlalu takut memicu konflik sering kali mengorbankan batas-batas yang sehat.
Mereka cenderung mengalah meskipun anak bersikap tidak pantas, hanya demi menjaga keharmonisan. Misalnya, jika anak menuntut sesuatu yang tidak sesuai, mereka lebih memilih untuk menyerah daripada menjelaskan atau menegakkan aturan.
Dampak: Anak belajar bahwa mereka bisa mendapatkan apa pun dengan mendorong batas. Ini bisa berujung pada perilaku manipulatif.
2. Tidak Konsisten dalam Aturan
Aturan yang tidak konsisten membuat anak bingung tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak.
Orang tua yang permisif cenderung mengubah aturan sesuai dengan keadaan atau mood mereka. Misalnya, suatu hari anak dilarang makan permen sebelum makan malam, tetapi di hari lain diperbolehkan karena anak merengek.
Dampak: Anak sulit memahami tanggung jawab atau konsekuensi karena mereka tidak pernah tahu kapan batasan akan ditegakkan.
3. Memberikan Hadiah untuk Menghindari Keributan
Sering kali, orang tua memberikan hadiah atau memenuhi permintaan anak hanya untuk menghentikan tangisan atau rengekan.
Ini adalah bentuk “penyuapan” yang tanpa sadar mengajarkan anak bahwa perilaku buruk mereka bisa membawa keuntungan.
Dampak: Anak akan terus menggunakan rengekan, amukan, atau ancaman emosional untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
4. Membiarkan Anak Melanggar Batas Tanpa Konsekuensi
Ketika anak melakukan sesuatu yang salah, orang tua permisif cenderung tidak memberikan konsekuensi yang berarti.
Mereka mungkin hanya memberikan teguran ringan tanpa tindakan nyata untuk mengoreksi perilaku.
Dampak: Anak tidak memahami pentingnya tanggung jawab atau bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi nyata.
5. Takut Kehilangan Cinta dari Anak
Beberapa orang tua merasa bahwa menegakkan aturan atau memberikan konsekuensi akan membuat anak tidak menyukai mereka.
Ketakutan ini sering kali membuat mereka terlalu memanjakan anak dan mengabaikan disiplin yang seharusnya ditegakkan.
Dampak: Anak tumbuh dengan persepsi bahwa cinta bersyarat pada ketundukan orang tua, bukan pada hubungan yang saling menghormati.
6. Memprioritaskan Kebahagiaan Anak di Atas Segalanya
Orang tua permisif sering merasa bahwa tugas mereka adalah membuat anak selalu bahagia.
Akibatnya, mereka cenderung memenuhi semua keinginan anak tanpa mempertimbangkan apakah hal tersebut benar-benar baik untuk mereka.
Dampak: Anak tidak belajar mengelola kekecewaan atau memahami bahwa dalam hidup, tidak semua keinginan akan terpenuhi.
7. Mengabaikan Kebutuhan untuk Mendapatkan Rasa Hormat
Orang tua yang terlalu permisif sering kali membiarkan anak berbicara atau bertindak dengan cara yang tidak sopan.
Mereka jarang meminta anak untuk menunjukkan rasa hormat, baik kepada orang tua maupun orang lain.
Dampak: Anak tidak memahami pentingnya sikap sopan santun atau menghormati otoritas.
8. Mengorbankan Diri Sendiri untuk Anak
Orang tua yang terlalu memanjakan anak sering kali mengabaikan kebutuhan mereka sendiri, baik itu waktu, energi, atau bahkan kesehatan mental.
Mereka cenderung memprioritaskan kebutuhan anak di atas segalanya, hingga melupakan batasan yang sehat untuk diri sendiri.
Dampak: Anak belajar untuk hanya memikirkan diri sendiri, tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain, termasuk orang tua.
Itulah 8 sikap permisif orang tua yang menghambat perkembangan pribadi anak. Semoga informasi ini semakin menambah wawasan Anda dalam mendidik anak. ***
Sumber: JawaPos.com