PEJUANG RUPIAH
Embun pagi menyelimuti bumi
Mentari masih enggan menampakan sinarnya
Seorang pejuang rupiah siap berpetualang
Menjemput rezeki
Dinginnya semilir angin tak membuatnya patah semangat
Etos meraih bintang membara bagai bara api
Mantel teman setianya menemani perjalanan menuju ladang tempat memetik rupiah
Membanting tulang demi keluarga
Tanggal muda tanggal yang dinantikan
Saatnya memetik buah hasil jerih payahnya
Niscaya lengkung bibir tersenyum tatkala rupiah di tangan
Kalbu berbunga-bunga bagai taman di dalam lautan
Doa dan kesungguhan meraih sejuta harapan ditanamkan
Harapan disandarkan pada Ilahi
Niat yang lurus awal kesuksesan
Rida-Nya dambaan insan taqwa
Cianjur, 01 Mei 2023
LUKAMU KAN SIRNA
Luka memang pedih jika dinikmati
Umpama tertusuk sembilu
Kan tiba saatnya luka itu sirna
Apabila kita mengobatinya dengan penuh cinta dan doa
Malam kan berganti siang
Usah gelisah mentari masih bersinar memberikan sebuah harapan
Kan berakhir rasa pedih dan berganti kebahagiaan
Ada hikmah di balik peristiwa
Niscaya terdapat pelajaran di dalamnya
Setelah kesulitan kan hadir kemudahan
Ilmu, iman dan keikhlasan modal kesuksesan dalam kehidupan
Rona kehidupan kan terasa indah bila berpola pikir positif
Nestapa bagai badai yang menguatkan langkah
Allah sandaran meraih keberkahan hidup
Cianjur 08 Mei 2023
Bionarasi:
Tuti Susilawati berasal dari Cianjur Jawa Barat. Seorang guru di MTsS Ats-Tsuur di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur. Ia menulis di beberapa antologi puisi dan cerpen di Nusantara dan internasional. Di antaranya buku antologi puisi bertema “Pesan untuk Negri”, “Jakarta Titi Mangsa Peradaban Bangsa”, “Kartini dalam Puisi”, “Kelautan dan Kata-kata Kembara”, “Budaya Indonesia dan Spanyol”. Sudah lebih dari 30 buku antologi bersama yang diikuti. Buku tunggal puisi karya penyair ini berjudul “Hitam Putih Kehidupan”.
***