ZONALITERASI.ID – Susi Pudjiastuti sukses sebagai pengusaha perikanan dan penerbangan serta membuat banyak terobosan saat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja.
Namun, ternyata, di balik kesuksesannya itu, Susi hanya mengenyam pendidikan formal hingga kelas I SMA.
Kendati begitu, Susi tetap memiliki perhatian terhadap pentingnya pendidikan. Semangatnya untuk menuntut ilmu tetap tinggi.
Di usia ke-53 tahun, pada tahun 2015, saat masih menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi melanjutkan pendidikan Paket C jurusan IPS di Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Pandu Mandiri, Kabupaten Ciamis.
Susi pun menempuh tahap belajar mengajar dengan modul dari PKBM. Tutor datang kediamannya di Jakarta.
Setelah menempuh pendidikan selama 1 tahun, pada tahun 2016, Susi mendaftar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Paket C. Namun, karena sesuatu alasan ia tidak sempat mengikuti Ujian Nasioal.
“Waktu 2017 seharusnya Bu Susi ikut ujian. Tapi karena beliau dinas ke Jepang, jadi tidak ikut ujian. Bahkan dulu kartu ujiannya sempat viral. Selanjutnya beliau ikut ujian susulan dari tanggal 11-13 Mei 2018, dengan nomor peserta C-18-02-14-03-007-2,” ujar Ketua Yayasan Bina Pandu Mandiri Kabupaten Ciamis, Didi Ruswendi, dikutip dari laman Kemendikbudristek, Jumat, 26 Mei 2023.
Perlakuan Sama
Susi melaksanakan UNBK di SMA Negeri 1 Pangandaran, di daerah domisilinya.
Selayaknya peserta lain, Susi mendapat perlakuan sama. Ia wajib datang 15 menit sebelum ujian berlangsung. Susi pun menaatinya meski saat itu ia menyandang predikat Menteri.
“Saat ujian beliau mengerjakan dengan tekun. Beliau mengikuti ujian perbaikan bersama tiga orang, juga diawasi oleh pengawas sama seperti ujian lainnya,” ucapnya.
Hasilnya, Susi tidak hanya lulus dan meraih ijazah setara paket C, tetapi dia juga berhasil meraih peringkat nomor 1 dari 569 peserta se-Kabupaten Ciamis. Susi mendapatkan hasil tertinggi di Kabupaten Ciamis dengan nilai 429 dari 7 mata pelajaran.
Sejumlah mata pelajaran yang berhasil diselesaikan dengan nilai tinggi, antara lain Pendidikan Kewarganegaraan (meraih nilai 82,0), Bahasa Inggris (76,0), dan Bahasa Indonesia 7,20.
Pada mata pelajaran geografi, Susi Pudjiastuti mendapatkan nilai 60,0. Menyusul mata pelajaran Matematika 52,5 dan Sosiologi 44,0. Terakhir Susi mendapat nilai mata pelajaran ekonomi 42,5.
“Dilihat dari nilai yang ada, beliau bisa dikatakan sebagai rangking pertama di Kabupaten Ciamis yang ikut kesetaraan,” ujar Didi.
Ijazah Paket C diserahkan langsung oleh Ketua Yayasan Bina Pandu Mandiri, Didi Ruswendi, kepada Susi di rumah dinas, di Jakarta, pada 13 Juli 2018.
“Perasaan kami tentu sangat bangga. Ini sebagai contoh yang baik. Pendidikan tidak ada batas usia. Beliau menjadi contoh, sekalipun Menteri tetapi tetap ikut prosedur yang ada,” pungkasnya.
Motivasi Mandiri
Perempuan kelahiran Pangandaraan, Jawa Barat 15 Januari 1965 ini adalah anak dari pasangan Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah.
Keluarga Susi terbilang orang berada. Kedua orang tuanya sudah bergelar haji. Bahkan kakek buyutnya, Haji Ireng, dikenal sebagai tuan tanah.
Keluarga Susi sendiri memiliki usaha ternak. Biasanya keluarganya mengambil ternak dari Jawa Tengah dan menjualnya lagi di Jawa Barat.
Setelah mengeyam pendidikan hingga tingkat SMP, Susi melanjutkan pendidikan ke SMA Negri 1 Yogyakarta. Namun, berhenti di kelas II karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam Gerakan Golput yang dilarang Orde Baru.
Putus sekolah tidak membuat rendah diri. Susi justru termotivasi untuk mandiri.
Pada 1983, dalam usia 18 tahun, Susi belajar berdagang. Dia berjualan bed cover keliling dan baju dengan modal awal Rp 750 ribu dari menjual perhiasannya.
Lama kelamaan, ia pun melakukan ekspansi bisnis ke perikanan dengan produk unggulannya, yaitu lobster produk perikanan. Tak tanggung-tanggung, produk lobster olahan Sudi sukses ekspor hingga negeri Paman Sam.
Kini, bukan cuma bisnis di bidang perikanan melalui PT ASI Pudjiastuti Marine Product, Susi pun memiliki perusahaan penerbangan PT ASI Pudjiastuti Aviation.
Meski hanya lulus SMP dan mendapat ijazah SMA melalui ujian penyetaraan Paket C, namun kemampuan akademik Susi di bidang kelautan dan perikanan diakui setara dengan doktor oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Tak heran jika Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengganjar Susi dengan gelar Doktor Honoris Causa pada 3 Desember 2016. (des)***