ZONALITERASI.ID – Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) melakukan tata ulang (redesain) pengembangan dan pembinaan kemahasiswaan. Salah satunya penyusunan Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (Diklatpim).
Redesain pengembangan dan pembinaan mahasiswa ini penting dilakukan untuk merespons berbagai perubahan sosiopolitik bangsa.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan, seorang pemimpin termasuk pimpinan mahasiswa, harus cerdas menggunakan daya pikirnya termasuk mengatasi masalah-masalah kehidupan.
“Model kepemimpinan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan sifatnya Fathonah, Amanah, Siddiq dan Tabligh itulah yang menjadi pedoman kita. Makna fathonah juga bisa diperluas dengan kemampuan mengantisipasi dan meprediksi masa depan (futuristik),” ujarnya saat Rapat Koordinasi KIP Kuliah Persiapan Penyusunan Modul Diklatpim Pembinaan Kemahasiswaan di Jakarta, dikutip dari laman Kemenag, Selasa (6/7/2021).
Pada kesempatan itu Dhani, sapaan Muhammad Ali Ramdhani, menekankan pentingnya kapasitas amanah bagi seorang pemimpin, yaitu dapat menjalankan mandat organisasi dengan baik dan benar.
“Sifat siddiq juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar memeiliki kepercayaan (trust) yang kuat di mata pengikutnya”, katanya.
“Sementara sifat tabligh juga sangat diperlukan bagi para pemimpin yaitu kapasitas berkomunikasi dan berkoordinasi untuk menggerakkan roda organisasi,” sambungnya.
Dhani memberikan apresiasi kepada para penyusun modul atas jerih payahnya menuangkan ide dan gagasannya.
”Kesediaan bapak dan ibu menyusun modul diklatpim akan menjadi amal jariyah bagi pengembangan masa depan anak-anbak bangsa,” katanya.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Prof Dr Suyitno mengatakan, redesain pengembangan dan pembinaan mahasiswa penting dilakukan untuk merespons berbagai perubahan sosio-politik bangsa.
“Tantangan revolusi industri 4.0 dan munculnya lapisan baru millenial Indonesia menjadi salah satu faktornya,” kata Suyitno.
“Modul Diklatpim perlu disegarkan kembali agar sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman terutama yang dihadapi mahasiswa di bawah binaan Kemenag,” terangnya.
Sementara Plt Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Rohmat Mulyana, mengatakan, modul diklatpim akan menjadi karya yang monumental sebagai piranti mencetak generasi muda yang cakap menjawab masalah-masalah bangsa ini.
Rohmat menambahkan, Ditjen Pendidikan Islam saat ini konsen untuk meningkatkan kualitas dalam berbagai aspek, salah satunya kualitas mahasiswa.
“Saya menyambut baik inisiasi Diktis untuk membenahi modul diklat untuk mengantarkan mahasiswa menyambut masa depan,” katanya.
Kegiatan Penyusunan Modul Diklatpim diinisiasi oleh Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan dengan mengundang 55 aktivis dan mantan aktivis lintas generasi yang pernah berkecimpung di kampus PTKI. (des)***