SETELAH tertunda selama beberapa bulan, akhirnya buku itu berhasil diluncurkan. Ya, buku itu berjudul “Kartu Pos Bergambar dari Buitenzorg”, sudah rampung kami tulis bersama pada Agustus 2024 dan beberapa kali tertunda peluncurannya. Baru pada 13 Maret 2025 kami berkesempatan untuk meluncurkannya ke publik. Tempatnya sungguh istimewa, di Museum Balai Kirti, Istana Bogor. Hadir lebih dari 300 tamu dari bebagai kalangan.
Peluncuran buku dilakukan langsung oleh penulis utamanya, Fadli Zon (saat ini menjabat sebagai Menteri Kebudayaan RI). Acara bedah buku digelar sebelum peluncuran dengan narasumber Said Faisal Basymeleh (filatelis senior), Sumardiansyah Perdana Kusuma (Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia), dan Mahpudi (Co-Author), dengan moderator Agus Hermanto (Kementerian Kebudayaan).
Peluncuran dilakukan cukup sederhana; ditandai dengan penandatanganan Sampul Peringatan (Comemorative Cover), disusul penyerahan buku kepada sejumlah tamu kehormatan, sebuah pidato yang singkat dari Sang Menteri, dan dilanjut berkeliling menyaksikan pameran filateli bertajuk “Buitenzorg dalam Sekeping Kartu Pos”. Untuk hal ini kami berterima kasih kepada segenap jajaran Kementerian Kebudayaan RI dan Pengelola Museum Balai Kirti yang all out melakukan pendukungan.
Saya sebagai co-author sungguh senang dan bangga menyaksikan buku itu resmi diluncurkan. Betapa tidak, ini buku kedua yang berhasil kami kerjakan. Dan masih ada sekian buku lagi yang harus diselesaikan sebagai sebuah proyek kolaborasi antara dua filatelis Indonesia; Fadli Zon adalah filatelis yang koleksinya telah berhasil meraih sejumlah medali emas dalam ajang filateli tingkat dunia, antara lain di pameran bergengsi di London dan Swiss. Bang Fadli, demikian kami sesama filatelis memanggilnya, memiliki lebih dari 7000 kartu pos bergambar era Hindia Belanda. Sementara itu, saya (Mahpudi) sebagai filatelis yang menekuni kategori Literatur Filateli, tentu sangat tertarik “meliterasikan” kartu pos-kartu pos itu. Kebetulan, sejumlah karya literatur filateli saya juga meraih penghargaan internasional, namun belum sampai meraih medali emas.
Dalam diskusi panjang sebagai sesama filatelis, kami sepakat membangun tradisi literasi dalam dunia filateli. Sebab, kami percaya prangko, kartu pos, maupun benda filateli lainnya sebagai artefak kebudayaan tidak boleh berhenti di dalam album-album atau dipajang di ruang kompetisi. Prangko, kartu pos, dan benda filateli lainnya adalah rekaman visual tentang suatu peradaban yang harus dikabarkan kepada khalayak. Begitulah, kami bersepakat untuk bersama-sama membukukan ribuan kartu pos tersebut. Ini pekerjaan yang sangat menantang dan ambisius.
Sebagai pemanasan, sambil menemukan gaya dan pendekatan yang tepat dalam menulis, kami bersepakat untuk meliterasikan koleksi kartu pos yang telah sukses meraih medali emas di Pameran Filateli Dunia di London 2022. Itu dikerjakan pada tahun 2023. Secara berkala kami bertemu di Fadli Zon Library-Jakarta dan berdiskusi tentang materi penulisan maupun hasil riset atas kartu pos itu. Hasilnya, koleksi itu bisa dikonversi menjadi tiga jilid buku dalam satu seri yang diberi judul “Hindia Belanda dalam Kartu Pos Bergambar” dan diterbitkan oleh Fadli Zon Library pada Maret 2024. Sebagai karya Literatur Filateli, buku itu kami ikutkan dalam pameran internasional Baliphex di Denpasar pada 17-20 Oktober 2024 dan meraih medali emas.
Dari buku itu kami melakukan sejumlah evaluasi, yang akhirnya menyepakati ribuan kartu pos ini dibukukan berbasis lokasi sebagaimana visualnya termuat pada kartu pos, secara spesifik kota per kota. Salah satu argumentasinya; kartu pos bergambar memang mendokumentasikan alam, kehidupan, peristiwa, bangunan atau aspek-aspek kebudayaan suatu daerah atau kota pada suatu masa. Sebenarnya bisa saja, mengelaborasi berdasarkan khusus arsitektur, teknologi transportasi, atau keragaman manusianya. Namun hal itu biarlah menjadi garapan penulis lain yang berminat kelak. Hasil kompilasi kami, setidaknya ada 15 kota yang dapat dibuatkan bukunya. Dan kami memulainya dengan Buitenzorg (nama kota Bogor pada masa Hindia Belanda). Secara subjektif, Bogor adalah kampung halaman masa kecil Fadli Zon.
Begitulah latar belakang kehadiran buku setebal 169 ini, yang memuat tidak kurang dari 172 kartu pos dan dicetak berwarna menggunakan kertas Artpaper 120 gram dan dikemas dengan hardcover serta dilengkapi jaket berlapis varnish ultraviolet. Sebagai pendahuluan, buku ini diikutkan dalam pameran nasional filateli (Panfila) 2024 di Medan, Sumatera Utara pada 1- 9 November 2024. Hasilnya? Meraih medali emas juga. Mestinya peluncuran buku itu dilakukan di Palmares Night – Panfila 2024 namun situasinya belum memungkinkan, sehingga kami harus bersabar untuk mendapat momentum berikutnya. Akhirnya, momentum itu tiba di bulan Maret 2025, bulan istimewa bagi kami para insan filateli Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 2025 PFI, organisasi tempat kami bernaung genap berusia 103 Tahun. Fadli Zon adalah ketua umum PFI saat ini. Peluncuran buku ini menjadi kado ulang tahun. Viva PFI….Filateli tak kenal henti. ***
Mahpudi Sukirman, Ketua Ikapi Jawa Barat, co-author buku “Kartu Pos Bergambar dari Buitenzorg”.