Lima Gaya Pengasuhan Anak dalam Keluarga, Anda Pilih yang Mana?

ilustrasi belajar sambil piknik istock 1 ratio 16x9 1
Keluarga yang menerapkan gaya pengasuhan yang sehat, berpengaruh terhadap kesehatan mental yang lebih baik pada anak, (Ilustrasi: iStockphoto).

ZONALITERASI.IDKeluarga yang menerapkan gaya pengasuhan anak yang sehat, berpengaruh terhadap kesehatan mental yang lebih baik pada anak. Selain itu, anak dapat menjaga hubungan yang positif dengan orang lain serta memiliki tujuan dalam hidup.

Pola pengasuhan yang baik juga ditentukan oleh nutrisi anak yang baik dan terjamin, mengembangkan kendali diri yang tinggi pada anak, dan mencegah perkembangan perilaku antisosial.

“Pengasuhan yang sehat kuncinya adalah ayah dan bundanya kompak, yang pada akhirnya bermuara pada ketangguhan keluarga,” ujar Kepala Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Diana Setiyawati, dalam Kuliah Online “Pengasuhan Konvensional di Zaman Sekarang”, baru-baru ini.

Dilansir dari laman UGM, berikut lima gaya pengasuhan dalam keluarga.

Pertama, gaya pengasuhan otoriter.

Gaya pengasuhan ini mempunyai aturan dan harapan yang kaku, menegakkan dengan ketat, cenderung mengekang, dan overprotective. Perilaku anak yang terlihat dari gaya pengasuhan ini adalah mudah terlibat konflik, mudah tersinggung, rentan terhadap stres, emosi tidak stabil, dan sulit mengambil keputusan.

Kedua, gaya pengasuhan permisif.

Ciri gaya pengasuhan ini yaitu mempunyai aturan atau harapan tidak jelas, tidak konsisten dalam menerapkan disiplin atau memberikan umpan balik, membiarkan preferensi anak, dan jarang memaksa anak untuk sesuai dengan standar orangtua.

Perilaku anak yang terlihat dengan gaya pengasuhan ini adalah impulsif-agresif, memberontak, mendominasi, dan kurang berpestrasi.

Ketiga, gaya pengasuhan penolakan (rejecting style).

Gaya pengasuhan ini mempunyai aturan dan harapan yang kaku, tidak perhatian terhadap kebutuhan anak, dan jarang memiliki harapan terhadap anak. Perilaku anak yang terlihat adalah tidak dewasa atau kekanak-kanakan dan memiliki masalah psikologis.

Keempat, gaya pengasuhan tidak terlibat (univolved style).

Pola ini mempunyai gaya pengasuhan dengan aturan dan harapan yang tidak jelas, mengabaikan, membiarkan anak selama tidak mengganggu orang tua. Perilaku anak yang terlihat adalah menarik diri, soliter atau menyendiri, dan kurang berprestasi.

Kelima, gaya pengasuhan authoritative style.

Gaya pengasuhan ini mempunyai aturan dan harapan yang jelas, ada kedekatan dan kontrol, bersikap terbuka pada anak, dan memberikan umpan balik. Perilaku anak yang terlihat adalah mandiri, ceria, mampu mengelola stres, dan berprestasi.

“Dua hal penting terkait pengasuhan adalah adanya dukungan (kedekatan) dan kontrol (fleksibilitas). Gaya pengasuhan authoritative adalah yang ideal. Tentu saja karakter anak yang mandiri, ceria, mampu mengelola stres dan berprestasi adalah yang kita inginkan,” ujar Diana. (haf)***