Luar Biasa, Yumna Afifah Diterima di Imperial College London dan 6 Perguruan Tinggi Luar Negeri

yumna sma pd 1744786171952
Yumna Afifah, siswa SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah diterima di tujuh perguruan tinggi luar negeri. Salah satunya di Imperial College London, kampus terbaik kedua di dunia versi QS World University Rankings 2025. (Foto: Dok. SMA Pradita Dirgantara)

ZONALITERASI.ID – Prestasi luar biasa ditorehkan Yumna Afifah, siswa SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah.

Yumna tercatat diterima di tujuh perguruan tinggi luar negeri. Salah satunya di Imperial College London, kampus terbaik kedua di dunia versi QS World University Rankings 2025. Di Imperial, ia diterima kuliah di bidang geologi.

Ia juga diterima di Wageningen University, Belanda bidang environmental science, Leeds University Inggris bidang geologi, University of New South Wales (UNSW) Australia bidang advanced science, Australian National University (ANU) program Bachelor of Science, dan Hong Kong University bidang environmental science. Sedangkan di University of Sussex, Inggris, Yumna diterima kuliah di bidang geografi, sustainable development, and climate change.

Alumni kelas akselerasi di SMP Islam Al Azhar 8 Kemang Pratama, Bekasi ini menyukai geografi sejak lama. Saat duduk di bangku SMP ia sempat ikut lomba geografi. Lalu, masuk SMA Pradita Dirgantara, ia pun menekuni klub geografi sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler.

Berawal dari situ Yumna mendalami ilmu kebumian, termasuk geologi. Ilmu geologi sendiri merupakan ilmu tentang struktur, komposisi, sejarah, dan proses yang membentuk Bumi.

Bagi Yumna yang tak begitu suka rumus, geologi lebih menarik daripada cabang ilmu kebumian lainnya seperti astronomi, oseanografi, dan meteorologi. Dengan mempelajari geologi, ia dapat lebih memahami proses-proses pembentukan planet yang kita tinggali.

Banyak Bertanya kepada Ayah

Yumna menuturkan, dirinya juga kerap bertanya kepada ayahnya yang juga lulusan geologi. Ia dan ayahnya membahas perubahan iklim hingga pemanasan global.

“Saya mencoba kayak mem-propose cara-cara, gimana kalau, ada nggak cara-cara biar penggunaan minyak ini lebih sustainable. Karena kan kayak mungkin 50 tahun lagi, it basically will run out, bakal habis. Jadi mengenai itu, pro dan kontranya climate change,” tuturnya, dilansir dari laman SMA Pradita Dirgantara.

“(Sementara itu), walaupun nanti di masa depan banyak yang pakai solar panels kayak renewable energies, saya percaya bahwa kita masih bisa juga memanfaatkan secara sustainable apa yang ada di dalam bumi kita. Dan untuk kayak carbon capture storage itu sangat-sangat berkaitan dengan geologi, di mana itu juga menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi climate change dan environmental challenges lainnya,” sambung Yumna.

Ikut Kompetisi

Rasa penasaran Yumna tentang bumi dan isu keberlanjutan (sustainability) tak hanya mendorongnya belajar dan berdiskusi, tetapi juga berkompetisi. Setelah menjadi peraih medali emas di Olimpiade Sains Al Azhar 2022, ia terus mengasah dan menguji pemahamannya di bidang ilmu kebumian dan geografi hingga tingkat nasional dan internasional.

Prestasi yang diraih Yumna di antaranya meraih medali emas OLGENAS International Geolympiad 2022 (tingkat SMP) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), medali perak OLGENAS International Geolympiad 2024 (tingkat SMA), serta medali perunggu serta Best Laboratory Test di Olimpiade Geografi dan Geosains (OGG) Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) 2024 bidang geografi.

Yumna mengatakan tak sedikit dari peserta kompetisi STEM ini adalah siswa perempuan. Mereka juga memenangkan olimpiade sepertinya, baik dalam kompetisi perorangan maupun berkelompok dengan siswa laki-laki.

“Perempuan-perempuan itu juga banyak yang sangat passionate di situ. Dan mereka sangat pintar dan cerdas di bidang itu, di bidang geografi. Di bidang kebumian itu juga banyak,” tuturnya.

Summer School

Di samping belajar di sekolah dan asrama, Yumna juga mengambil kesempatan belajar di kelas musim panas Summer Institute Student di Chinese University of Hong Kong pada 2024. Di sana, ia belajar energi berkelanjutan (sustainable energy) dan akuntansi.

Yumna menuturkan, summer school memungkinkan ia terpapar praktik sustainability warga setempat seperti pengurangan penggunaan lampu, AC, dan kendaraan pribadi, serta memperbanyak jalan kaki, di samping merasakan dan mengamati langsung dukungan infrastruktur dan fasilitas umum yang sustainable.

Sedangkan kunjungan ke laboratorium sustainable energy kampus juga membantunya terpapar proyek-proyek mahasiswa yang menarik. Contohnya seperti AC bertenaga surya.

Memilih Kampus dan Mendaftar Beasiswa

Dari belajar dan ikut kompetisi, Yumna mengenal minatnya di bidang kebumian dan keberlanjutan (sustainability). Ia pun mencari tahu calon kampus terbaik dan jurusan yang selaras dengan minat tersebut, kesempatan riset yang disediakan kampus, hingga dosen-dosennya. Di samping berdiskusi dengan orang tua, ia juga dibimbing pihak sekolah untuk menajamkan pilihan kampus serta jurusan.

Mengantongi Letter of Acceptance (LoA) dari tujuh universitas luar negeri, Yumna berencana kuliah dengan beasiswa. Ia saat ini sedang menjalani seleksi Beasiswa Indonesia Maju (BIM) S1 Luar Negeri Angkatan 4. Pengumuman hasil seleksi dijadwalkan 21 April mendatang.

Ia berharap bekal ilmunya ke depan juga dapat mendukung pemecahan masalah energi terbarukan hingga perubahan iklim di Tanah Air, mulai dari ketergantungan pada bakar bakar fosil hingga pemanfaatan potensi renewable energi. ***