ZONALITERASI.ID – Destinasi wisata Puncak Bangku di Dusun Buni Hilir, Desa Situmandala, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, tak bosan untuk disambangi. Puncak Bangku ibarat magnet yang menarik wisatawan datang dan datang lagi ke lokasi nan indah ini.
Diketahui, destinasi wisata Puncak Bangku menjadi salah satu tujuan melancong favorit di Tatar Galuh. Hitsnya tujuan wisata yang berjarak sejauh 33 km dari Ciamis kota ini muncul sejak 2018.
Mendunianya nama Puncak Bangku dipicu banyaknya perbincangan di media sosial, mulai Facebook, Instagram, hingga WhatsApp yang mengunggah keindahan panorama di kawasan ini.
Daya tarik dari Puncak Bangku yaitu munculnya julukan “Negeri di Atas Awan”. Di destinasi wisata ini wisatawan bisa menikmati keindahan panorama awan putih di pagi hari dari lokasi dataran tinggi.
Tak hanya itu, di kawasan ini, sejauh mata memandang, wisatawan akan disuguhi hamparan pegunungan nan indah. Gunung Pataka, Gunung Ciremai, dan Gunung Subang, terlihat teduh dirimbuni hijaunya pepohonan.
Lalu, aliran Sungai Cijolang yang terlihat berkelok-kelok bak ular pyton, menambah pesona lokasi ini.
Panorama indah ini tak hanya menarik wisatawan dari seputar Kabupaten Ciamis. Pengunjung dari luar Ciamis, mulai Tasikmalaya, Garut, Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya hingga luar Jawa kerap datang ke destinasi wisata itu.
Bahkan, Puncak Bangku juga menarik perhatian turis asing seperti dari Australia, Prancis, dan Jepang.
Sosok di Balik Berkembangnya Puncak Bangku
Di balik makin terkenalnya Puncak Bangku, ada sosok yang berperan penting menata kawasan ini menjadi lokasi yang menyedot perhatian wisatawan lokal dan mancanegara.
Adalah Aji (51) dan Nana (51), warga Buni Hilir, Situmandala, Rancah, yang mengubah Puncak Bangku dari lokasi yang awalnya biasa-biasa saja, menjadi tempat yang diburu banyak pengunjung.
Menurut Aji, semula, Puncak Bangku sama sekali tidak terawat. Rumput-rumput liar bertebaran di mana-mana. Tempatnya pun kumuh dan kotor.
“Untuk suasana yang kemudian dikenal dengan nama ‘Negeri di Atas Awan’ ini sebenarnya dari dulu juga sudah ada. Semula itu dianggap sebagai hal yang biasa saja. Namun, ketika kami mulai membenahi tempat ini dengan cara membersihkan dan menyediakan saung-saung kecil untuk beristirahat, pengunjung mulai berdatangan. Lokasinya kami buat senyaman mungkin,” kata Aji kepada Zonaliterasi.id, baru-baru ini.
Ia mengungkapkan, melihat potensi Puncak Bangku, pemerintah pun mulai memberi perhatian. Mulai dari pemerintah tingkat desa, kecamatan, hingga tingkat kabupaten (Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis) datang meninjau tempat ini.
“Akses jalan ke Puncak Bangku yang semula hanya jalanan berbatu, kemudian mulai diaspal. Bahkan, ke depan, ada informasi akses jalan ke Puncak Bangku akan diaspal hotmiks,” ujarnya.
“Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis beberapa kali memberi bimbingan seputar pengelolaan destinasi wisata kepada warga. Sehingga, wawasan warga tentang bagaimana mengelola tempat wisata jadi bertambah,” sambung Aji.
Terus Berkembang
Bersamaan dengan makin terkenalnya nama Puncak Bangku, hasrat untuk mendirikan spot-spot wisata menarik di Puncak Bangku pun tumbuh subur. Saat awal dikenal sebagai lokasi menarik untuk dikunjungi, di Puncak Bangku hanya satu atau dua spot wisata saja. Namun, kini bermunculan spot-spot wisata baru.
“Pemilik lahan di Puncak Bangku terlihat mulai ngeh bahwa destinasi ini memiliki potensi besar untuk berkembang. Mereka yang memiliki modal besar tak tanggung-tanggung menanamkan investasi mendirikan spot-spot wisata baru. Dalam kondisi begitu, spot-spot wisata lama yang menjadi perintis pengembangan destinasi wisata ini, mulai tersisihkan. Wisatawan terlihat lebih tertarik berlama-lama di spot wisata baru yang menyediakan fasilitas lebih lengkap,” ucap Aji.
Menghadapi kondisi begitu, tambah Aji, sebaiknya pemerintah, melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis turun tangan kembali terjun membenahi pengelolaan destinasi wisata Puncak Bangku. Jika sebelumnya Dinas Pariwisata mendidik sumber daya manusia (SDM) yang akan menjamu kedatangan wisatawan, sekarang terjun untuk menata spot-spot wisata.
“Itu menjadi solusi agar pengembangan Puncak Bangku lebih terkoordinasi dan menjadi berkah bagi semua warga. Saya yakin, jika Dinas Pariwisata lebih intensif menunjukkan perannya, Puncak Bangku akan lebih berkembang lagi. Kami makin ‘menikmati’ keberadaan tempat ini. Kesejahteraan warga pun makin meningkat,” pungkas Aji. (dede suherlan)***