ZONALITERASI.ID – Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, mengatakan, pendidikan Indonesia tergagap dan tergugup dalam menghadapi disrupsi teknologi.
Sementara Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebutkan menempuh beragam program untuk membuka akses pendidikan.
“(Jika tak bisa beradaptasi dengan disrupsi teknologi) bonus demografi tidak tercapai, melainkan bencana demografi,” Satriwan di Jakarta, dilansir Antara News, Rabu, 17 Agustus 2022.
Satriwan mengungkapkan, untuk menghadapi disrupsi teknologi di dunia pendidikan, perlu adanya perluasan akses infrastruktur digital.
“Hal itu yang menjadi kebutuhan utama dan pekerjaan rumah yang belum dipenuhi hingga sekarang. Ke depan, teknologi digital bidang pendidikan menjadi sebuah keniscayaan di tengah ketidakpastian kondisi sosial ekonomi politik dan alam,” ujarnya.
“Disrupsi teknologi sangat berdampak terhadap dunia pendidikan, khususnya persekolahan. Itu mesti dijawab dengan perluasan akses infrastruktur digital, pengembangan teknologi digital pendidikan yang bersifat inklusif,” sambung Satriwan.
Pihaknya mengapresiasi komitmen Presiden Joko Widodo dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif, inovatif, dan berdaya saing global dengan tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila, berakhlak mulia, dan menjaga jati diri budaya bangsa.
“Tapi, ini saya rasa harus ditindaklanjuti serius oleh Kemendikbudristek dengan memastikannya melalui Peta Jalan Pendidikan (PJP) yang sempat dibahas dan tak jelas kelanjutannya hingga hari ini. Melalui PJP kita tahu begaimana menindaklanjuti komitmen dan perintah Presiden di bidang pendidikan tadi. Kita akan tahu mulai berangkat dari mana, melalui apa, dan tujuannya kemana,” paparnya.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR dan penyampaian Nota Keuangan RAPBN 2023, menyampaikan komitmennya untuk memperkuat investasi di bidang pendidikan, antara lain dengan mendukung perluasan program beasiswa, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi kelas dunia, dan pengembangan riset dan inovasi.
Selain itu, pembangunan infrastruktur dianggarkan Rp392 triliun yang diarahkan untuk mendukung penguatan penyediaan pelayanan dasar, mendukung peningkatan produktivitas melalui infrastruktur konektivitas dan mobilitas, menyediakan infrastruktur energi dan pangan yang terjangkau, andal, dan memperhatikan aspek lingkungan, serta pemerataan infrastruktur dan akses TIK.
Mendikbudristek Nadiem Makarim menuturkan, untuk memperluas akses pendidikan yang berkualitas, Kemendikbudristek meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar. Saat ini, terdapat 21 episode Merdeka Belajar.
“Kita pun telah membuktikan upaya untuk memperluas akses pendidikan yang berkualitas dengan berbagai terobosan, dengan mekanisme Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta berbagai program dukungan beasiswa,” ujar Nadiem, pada upacara berbeda peringatan Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia yang dipantau di Jakarta, Rabu, 17 Agustus 2022.
Kebijakan tersebut, lanjut Nadiem, juga meyakinkan bahwa generasi muda Indonesia terlatih dengan dunia kerja dan masyarakat sejak kuliah melalui program belajar di luar kampus. Semua itu bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Pada bidang kebudayaan, Kemendikbudristek mendorong negara-negara di dunia untuk menghadirkan dukungan pendanaan bagi seniman dan pelaku budaya agar menghasilkan karya terbaiknya. Inisiatif ini adalah kelanjutan dana abadi kebudayaan dan juga ada kanal budaya pertama di Indonesia yang telah diluncurkan, yang telah memberikan manfaat yang banyak bagi negara kita,” terang Nadiem. ***