Penyandang Down Syndrome Ini Bikin Takjub Industri Fesyen Dunia

FOTO PK 25
Grace Strobel, (Foto: Genpi.co).

ZONALITERASI.ID – Penyandang down syndrome asal Amerika Serikat, Grace Strobel, membuat jejak mentereng di industri fesyen selama beberapa tahun. Foto-fotonya yang memukau tersebar di seluruh dunia.

Namanya dengan cepat dikenal orang karena wanita usia 24 ini kerap tampil di televisi lokal maupun nasional dan di media lainnya.

Tahun ini, Grace diminta untuk berpartisipasi dalam kampanye Alivia, merek pakaian wanita yang terinspirasi dari ekspresi artistik individu dengan gangguan perkembangan.

Merek ini diluncurkan pada April dan setiap bagian dari pakaian dibuat sebagai karya seni asli yang melibatkan penyandang disabilitas dalam proses pembuatannya.

“Itu mengasyikkan dan menyenangkan. Saya suka gaun-gaun itu, dan seluruh pemotretan adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” kata Grace, dikutip dari laman Forbes.com, Rabu, 15 September 2022.

Pemotretan dilakukan pada akhir pekan terakhir bulan Juni di Kansas City, Missouri, Amerika Serikat. Strobel mengenakan berbagai pakaian dalam berbagai pose dan dengan latar belakang suasana kota. Foto-foto itu diposting di situs resmi Alivia beberapa minggu kemudian.

“Itu sangat berarti bagi kami dan bagi Grace untuk mewakili merek yang percaya pada semua yang kami lakukan, dan membawa rasa hormat serta martabat bagi para penyandang disabilitas,” kata Linda Strobel, ibu Grace.

“Apa yang dilakukan Alivia adalah mengubah pandangan bagi para penyandang disabilitas,” tambahnya.

Sangat Minim

Kendati satu dari empat orang dewasa di Amerika Serikat hidup dengan disabilitas, namun masih terdapat kekurangan representasi yang sangat besar dalam hal tenaga kerja, liputan media, dan Hollywood secara umum.

Model dengan disabilitas masih sangat minim dan sering tidak digambarkan dalam kampanye mode nasional atau internasional.

Karena alasan itu, dunia model tidak selalu ada di pihak Grace. Faktanya, tiga tahun lalu, dia bekerja di kantin sekolah menengah. Suatu hari, saat sedang bekerja, Grace dihadang oleh sekelompok anak yang mulai menggodanya. Ibunya, yang juga berada di tempat yang sama saat itu melihat keributan tersebut.

“Mereka semua berbaris di sekitar Grace, jadi aku berjalan ke meja, dan aku berkata, ‘Hai teman-teman, ada yang bisa kubantu?’ Dan mereka berkata ‘Tidak, kami ingin dia membantu kami,’” tutur Linda.

“Saya bertanya mengapa dan mereka mulai tertawa terbahak-bahak dan berkata, ‘Oh, karena kami tahu dia tidak bisa melakukannya.’ Mata Grace membesar, dan wajahnya menjadi pucat pasi, lalu dia menangis,” tambahnya.

Kejadian itu menjadi titik balik untuk Linda dan Grace. Mereka terinspirasi untuk memulai The Grace Effect, sebuah presentasi untuk sekolah tentang mengatasi rintangan, memperlakukan orang dengan kebaikan dan rasa hormat, dan hidup dengan disabilitas.

Grace dan Linda telah mempresentasikan pengalaman hidupnya kepada sekitar 3.000 siswa di lebih dari 100 sekolah tentang bagaimana rasanya menjadi difabel.

Diketahui, down syndrome adalah kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan kelainan fisik yang khas. Sebagian penderita dapat mengalami kelainan yang ringan, tetapi sebagian lainnya dapat mengalami gangguan yang berat hingga menimbulkan penyakit jantung. (haf)***

Sumber: Liputan6.com

Respon (167)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *