ZONALITERASI.ID – Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar Sidang Pleno dengan agenda “Public Hearing Calon Rektor UPI Periode 2025-2030”, di Gedung Achmad Sanusi, Jalan Dr. Setiabudhi 229 Bandung, Kamis, 8 Mei 2025.
Dalam public hearing, tampil tiga Calon Rektor UPI yang telah ditetapkan oleh MWA UPI pada Senin, 5 Mei 2025. Public hearing dipandu oleh Frisca Clarisa, presenter salah satu stasiun TV swasta.
Pada kesempatan pertama, Calon Rektor UPI Prof. Dr. Vanessa Gaffar, S.E., Ak., MBA tampil menyampaikan kertas kerja dengan judul “Strategi Transformasi UPI: Akselerasi dan Ekspansi Menuju Universitas Rujukan di Asia 2030”.
Prof. Vanessa mengungkapkan, perubahan besar tidak lahir dari kemewahan, tetapi dari kolaborasi semua unsur kampus. Menurutnya, banyak potensi UPI yang belum tergali dan siap dioptimalkan.
“Visi saya adalah menjadikan UPI unggul di Asia pada 2030 melalui kerja kolektif, peningkatan publikasi, dan pemanfaatan aset idle kampus sebagai sumber income baru,” kata Vanessa.
Prof. Vanessa menegaskan pentingnya berpikir global namun tetap berlaku lokal. Itu jadi strategi agar UPI punya daya saing internasional tanpa kehilangan akar kultural.
Selanjutnya, untuk kesempatan kedua, Calon Rektor UPI, Prof. Dr. phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd, menyampaikan kertas kerja berjudul “Becoming A Leading Innovation Driven Education University in Research and Entrepreneurship For Global Sustainability By 2030“.
Prof. Yudi mengusung gagasan UPI sebagai institusi yang mampu menyelesaikan masalah di masyarakat lewat riset dan inovasi nyata.
“Kita perlu memperkuat internasionalisasi, kolaborasi global, serta mutu pendidikan agar UPI bisa sejajar dengan kampus top dunia,” ujarnya.
Kata Prof. Yudi, pendanaan berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya yang efisien jadi fondasi penting bagi akselerasi transformasi kampus.
“Kita perlu memperkuat internasionalisasi, kolaborasi global, serta mutu pendidikan agar UPI bisa sejajar dengan kampus top dunia,” ujarnya.
Terakhir, Calon Rektor UPI, Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. menyampaikan kertas kerja berjudul “Membangun Ekosistem Pendidikan Masa Depan: untuk Mewujudkan UPI sebagai Universitas Riset dan Kewirausahaan Rujukan di Asia Pada Tahun 2030”.
Prof. Didi menyebutkan, pendapatan kampus yang sudah mencapai Rp1,51 triliun dan 73 hak paten sebagai bukti kemajuan signifikan. Namun, ia mengakui bahwa publikasi ilmiah masih harus didorong.
“Kita terlalu nyaman dengan aktivitas mengajar. Perlu gebrakan besar untuk memperkuat riset, publikasi, hingga kewirausahaan akademik,” katanya.
Prof. Didi juga mengusulkan pendidikan berbasis digital untuk mahasiswa pascasarjana agar bisa kuliah tanpa harus meninggalkan tempat kerja.
Teguhkan Komitmen
Sementara pada pembukaan Sidang Pleno, Ketua MWA UPI, Nanan Soekarna, mengatakan, forum terbuka public hearing MWA UPI, jadi momen untuk meneguhkan komitmen terhadap transparansi, akuntabilitas, dan kebersamaan dalam proses pemilihan Rektor UPI periode 2025–2030.
Ia menjelaskan, seluruh rangkaian penyaringan dan penetapan tiga Calon Rektor UPI telah dilaksanakan secara terbuka dan berintegritas. Rangkaian itu melibatkan penilaian dari Senat Akademik, hasil asesment tim independen, serta penilaian anggota MWA, termasuk perwakilan dari Mendiktisaintek sebagai anggota MWA yang sah dan aktif.
“Sebagai catatan penting, MWA menempatkan hasil penilaian Senat Akademik sebagai salah satu pijakan utama dalam menilai kelayakan para bakal calon. Penilaian tersebut menjadi fondasi awal yang kemudian dipadukan dengan informasi lain seperti hasil asesmen tim independen, rekam jejak, substansi kertas kerja, dan presentasi masing-masing calon,” terangnya.
Menurut Nanan, public hearing adalah ruang untuk saling mendengarkan dan menyatukan tekad, karena yang hadir dalam forum ini adalah keluarga besar UPI.
“Sebagai komunitas ilmiah di institusi pencetak pendidik, kita—dosen, doktor, guru besar, dan cendekiawan memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi teladan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak,” ujarnya.
Nanan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para Bakal Calon Rektor UPI yang telah mengikuti proses ini dengan jiwa besar dan sikap profesional.
“Kepada Bapak-Ibu yang mungkin belum terpilih, ketahuilah bahwa UPI tetap membutuhkan peran, pemikiran, dan kontribusi Bapak-Ibu semua. Kita bukanlah kompetitor, tetapi keluarga besar yang memiliki satu tujuan: membesarkan UPI menjadi universitas yang unggul dan gemilang,” ucapnya.
“Saya juga menyadari bahwa amanah sebagai Ketua MWA bukanlah tugas ringan. Karena itu, di forum terbuka ini, saya tegaskan bahwa saya akan mempertanggungjawabkan seluruh proses ini secara transparan dan akuntabel bukan hanya secara administratif dan hukum, tetapi juga secara etik, berdasarkan nilai-nilai luhur, bahkan di hadapan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Mengetahui,” sambung Nanan.
Dinamika Akademik
Selanjutnya Nanan mengatakan, perbedaan pendapat adalah bagian dari dinamika akademik. Namun, dinamika ini harus dijalani dengan cara yang bermartabat, etis, dan solutif.
“Mari kita jaga integritas akademik. Jangan biarkan kecurigaan serta prasangka memecah persaudaraan kita,” tuturnya.
Nanan mengajak seluruh civitas academika dan tenaga kependidikan UPI termasuk para bakal calon, senat akademik, dosen, mahasiswa, dan alumni untuk tetap berada dalam satu barisan kebersamaan.
“Kita adalah keluarga besar UPI. Siapapun yang terpilih nanti, tidak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak. Dan siapapun yang belum terpilih, tetap memiliki tanggung jawab dan tempat terhormat dalam membangun UPI yang unggul dan pelopor,” pungkasnya.
Public hearing Calon Rektor UPI Periode 2025-2030 ini dihadiri secara terbuka oleh para Wakil Rektor dan Sekretaris Universitas, Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar, Dekan Fakultas, Direktur Sekolah Pascasarjana, Direktur Kampus UPI di Daerah, Ketua LPPM, Kepala Biro, Direktur Direktorat, Kepala Badan, dan Kepala Perpustakaan.
Kegiatan juga diikuti oleh Ketua SPM, Ketua SPI, Ketua SPPKS, Kepala Kantor Humas, Kepala Kantor Arsip Universitas, Kepala Kantor UKPBJ, Kepala UPT, Kepala LSP, Kepala Pusat Data, Kepala Balai Bahasa, Wakil Dekan, Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana, Wakil Direktur Kampus UPI di Daerah, Sekretaris LPPM, Ketua Program Studi, Kepala Bagian, Kepala Divisi, Kepala Seksi, Sekretaris Program Studi, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. (des)***